Iringi Pemakaman Anaknya, Orangtua Korban Keracunan Tak Kuat Tahan Tangis dan Pingsan
Arif Fauzan merupakan korban keracunan nasi berakat acara pengajian di Musola Nurul Huda, Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kota Baru, Kamis (2/9/2021).
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Ichwan Chasani
TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG — Salah satu orangtua korban keracunan, Sutadi, harus dibopong warga saat mengiringi pemakaman jenazah anaknya Arif Fauzan (19) di TPU Rawalunyu, Desa Cikampek Barat, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang, pada Senin (6/9/2021).
Arif Fauzan merupakan korban keracunan nasi berakat acara pengajian di Musola Nurul Huda, Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kota Baru, pada Kamis (2/9/2021) sore.
Sutadi terkulai lemas dan menangis saat sempat membantu menurunkan jenazah anaknya ke dalam pusaran. Akhirnya, sejumlah warga mengangkatnya ke atas untuk ditenangkan.
Selain itu, terlihat Siti Aminah ibu korban juga menangis di depan pusaran anaknya tersebut. Dia terus menangis tidak mau pergi dari area pemakaman anaknya.
Sambil terus memeluk kuburan anaknya itu tiba-tiba pingsan tak sadarkan diri. Keluarga berusaha menggotongnya dan memberi minyak angin agar bisa kembali sadar.
Tak hanya kedua orangtua, warga maupun teman korban yang menghadiri pemakaman itu juga tak bisa menahan tangis. Mereka berdoa di pusaran korban tersebut.
Korban keracunan nasi berkat pengajian di Musola Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang bertambah.
Dari sebelumnya dilaporkan sebanyak 40 warga, total sekarang ini sebanyak 83 warga mengalami keracunan. Dua diantaranya meninggal dunia.
Kepala Puskesmas Cikampek Utara, dr. Nenden Maulina mengatakan pada Minggu sekitar 43 warga Kampung Boneka Cikampek, Desa Cikampek Utara, Kecamatan Kotabaru terpaksa harus di evakuasi ke sejumlah Rumah Sakit (RS) dan Puskesmas terdekat akibat mengalami kondisi menurun akibat keracunan tersebut.
"Karena tim puskesmas bersama perangkat desa terus melakukan pendataan dan pemantauan warga yang makan nasi berkat itu, kami dapat laporan ada 43 warga dilarikan ke rumah sakit dan puskesmas," katanya, pada Senin (6/9/2021).
Dia merinci, pada Sabtu malam, 4 September 2021 korban bertambah 37 sehingga menjadi 77 orang.
Kemudian mendapatkan laporan kembali pada Minggu (5/9/2021) ada penambahan 4 orang. Sedangkan pada Minggu siang, korban bertambah lagi 2 orang.
"Jadi total korban diduga keracunan menjadi 83 orang. Korban meninggal tambah satu orang, barusan malam dapat kabarnya," ungkapnya.
Menurutnya, mayoritas korban yang bertambah mengalami gejala yang sama seperti pusing, mual-mual, diare dan ada juga yang mengalami sesak nafas.
Para korban baru merasakan dampak dikarenakan masa inkubasi dan sistem kekebalan tubuh yang berbeda setiap orangnya.
“Ya mungkin karena ada yang kondisi lemah, langsung merasakan gejala keracunan. Ada yang kuat sehingga sudah beberapa hari baru merasakan kondisinya," imbuh dia.
Sejumlah korban dirawat ke sejumlah rumah sakit dan Puskesmas. Diantaranya RS Izza Cikampek ada 20 orang, selebihnya ada di Puskesmas Kotabaru, Cikampek, dibawa ke RS Helsa Cikampek, RS Paru Jatisari, dan RS Karya Husada Cikampek.
"Jadi memang ada yang baru masuk, ada juga korban yang sudah membaik, sudah diperbolehkan pulang,” terangnya.