Berita Bekasi
Nyai Nenek 85 Tahun Mandi dan Cuci Piring di Air Kali Cilemahabang yang Menghitam Bak Oli
Apa yang dialami Nyai, nenek berusia 85 tahun sangat memprihatinkan. Bayangkan, di era moderenisasi ini Nyai masih mandi dan mencuci di air kotor.
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Valentino Verry
TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI - Warga yang tinggal di pinggir Kali Cilemahabang, Desa Karang Asih, Kecamatan Cikarang Utara, telah lama memanfaatkan air kali untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun sayangnya, air Kali Cilemahabang telah lama tercemar dan warnanya pun menghitam bak oli sejak beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Kisah Pilu Keluarga Korban Meninggal Keracunan Nasi Berkat Pengajian di Karawang
Meski begitu, mayoritas warga yang tak memiliki fasilitas air bersih tersebut, masih menggunakan air yang tercemar untuk menyuci baju, piring dan mandi.
"Ya emang dari dulu pakai air ini, kalau mau mandi, nyuci, dulu mah bersih kalinya," tutur seorang warga bernama Nyai (85) di lokasi, Senin (6/9/2021).
Nyai menyatakan dirinya tak merasa jijik dan menilai bahwa air yang dipergunakannya bersih.
Namun saat ditujunjukkan, air yang ditampung di dalam piring terlihat menghitam dan terdapat kotoran bekas lumpur.
Baca juga: Penyidik Polres Metro Jakarta Pusat Periksa Lima Pelaku Pelecehan Seksual terhadap Pegawai KPI
Sama seperti Nyai, waga lain bernama Wini (41) juga memanfaatkan air Kali Cilemahabang untuk kebutuhan sehari-hari.
Wini menyadari bahwa air yang digunakannya terlihat kotor, namun ia memiliki cara tersendiri sebelum mempergunakannya.
"Kalau saya nih, airnya ditampung dulu, terus kasih pemutih pakaian, tunggu sebentar, jadinya jernih, baru saya pakai mandi," ujar Wini.
Baca juga: Pegawai KPI Korban Pelecehan Bersama Kuasa Hukum Jalani Pemeriksaan di RS Polri Kramat Jati
Dikatakan Wini, air mulaj menghitam sejak 4 tahun lalu. Meski telah mengajujan keluhan, hingga kini belum ada tindaklanjut.