Berita Bekasi
Minat Masyarakat Membeli Sayur Mayur Turun 50 Persen, Ini Kata Kasubbag TU UPTD Pasar Induk Cibitung
Turunnya minat beli masyarakat terhadap sayur mayur ini terasa di Pasar Induk Cibitung, Kabupaten Bekasi.
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Panji Baskhara
TRIBUNBEKASI.COM, CIBITUNG - Minat masyarakat membeli sayur mayur di pasar tradisional menurun di Cibitung.
Turunnya minat beli masyarakat terhadap sayur mayur ini pun nampak di Pasar Induk Cibitung, Kabupaten Bekasi.
Kasubbag Tata Usaha (TU) UPTD Pasar Induk Cibitung, Isep Kadarisman menjelaskan, minat masyarakat membeli sayur mayur alami penurunan hingga 50 persen.
"Pembeli sayur mayur ada penurunan sampai 50 persen," ujar Isep saat ditemui di lokasi, pada Rabu (22/9/2021).
Baca juga: Kasus Covid di Wilayahnya Cukup Tinggi, Camat Cibitung Senang Ada Vaksinasi dengan Cara Jemput Bola
Baca juga: Percepat Herd Immunity, Satgas Covid-19 Kecamatan Cibitung Jemput Bola Vaksinasi Warga
Akibatnya, stok beberapa sayuran di Pasar Induk Cibitung melimpah sehingga banyak komoditas yang mengalami penurunan harga.
Seperti komoditas cabai rawit merah yang sempat menyentuh harga Rp60 ribu per kilogram pada Juni-Juli lalu, kini anjlok hingga Rp12 ribu perkilogram.
"Itu saja naik sedikit ya kalau cabai rawit merah, kemarin-kemarin harganya cuma Rp 8-10 ribu," katanya.
Begitu pula harga bawang merah yang pada bulan lalu mencapaI Rp 22-24 ribu, kini dijual seharga Rp 16 ribu per kilogram.
Isep menjelaskan terdapat beberapa faktor mempengaruhi menurunnya harga komoditas sayuran di Pasar Induk Cibitung, utamanya akibat penerapan PPKM.
"Ya mungkin karena faktor PPKM juga, penghasilan masyarakat berkurang sehingga turut mengurangi pengeluaran untuk membeli sayuran," ungkapnya.
Terlebih lagi, beberapa usaha rumah makan, katering dan restoran juga sempat mengurangi jam operasional atau bahkan menghentikan aktivitasnya saat PPKM.
"Karena faktor ekonomi masyarakat yang belum stabil. Kedua enggak ada katering yang buka, orang hajatan juga enggak ada, hari raya besar juga enggak boleh, makanya pembeli berkurang," ujar Isep.
(TribunBekasi.com/ABS)