Berita Artis
Ingat Repotnya Syuting, Bryan Domani Tak Sabar Tunggu Tayangnya Film Merindu Cahaya de Amstel
Proses syuting film bertajuk Merindu Cahaya de Amstel itu sudah dijalaninya sejak awal tahun 2020.
Penulis: Arie Puji Waluyo | Editor: Ichwan Chasani
TRIBUNBEKASI.COM — Bintang film Bryan Domani mengakui dirinya sudah tidak sabar menanti film terbaru yang dibintanginya tayang di seluruh bioksop Indonesia.
Proses syuting film bertajuk Merindu Cahaya de Amstel itu sudah dijalaninya sejak awal tahun 2020.
Bryan Domani tidak sabar menyaksikan film garapan Hadrah Daeng Ratu bersama rumah produksi Unlimited Production dan Maxima Pictures itu karena ia ingin melihat aktingnya menjasi Nicholas yang sudah dalam hasil akhir.
"Sudah cukup lama syuting-nya, dua tahun lalu. Pas tahu akan tayang ya aku enggak sabar. Karena peran Nicholas menantang banget buat aku," kata Bryam Domani ketika ditemui dalam jumpa pers film Merindu Cahaya de Amstel, di CGV Grand Indonesia, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Jumat (5/11/2021) sore.
Lelaki yang kini berusia 21 tahun itu mengatakan bahwa sosok Nicholas yang diperankannya adalah blasteran Indonesia-Belanda yang punya sifat penasaran, kritis
Di film tersebut, Nicholas merasakan jatuh cinta kepada Khadija yang diperankan Amanda Rawles. "Nicholas ini agnostik. Dia percaya Tuhan tapi tidak memeluk keyakinan apapun," ucapnya.
Bryan Domani juga mengaku mengalami beberapa kesulitan selama menjalani syuting film tersebut. Salah satunya adalah soal penggunaan bahasa Belanda.
"Cukup susah mendalami bahasa Belanda yang memang tidak pernah aku gunakan," sambungnya pria bernama lengkap Bryan Elmi Domani.
Tantangan lainnya adalah pria kelahiran Jerman, 29 Juli 2000 itu harus menjalani proses syuting di Belanda dengan suhu di bawah nol derajat. Ia tak memampik sulit beradaptasi dengan cuaca.
"Aku perannya orang Indonesia yang sudah lama tinggal di Belanda. Waktu syuting itu dingin, kalau ada angin suhunya berubah dibawah nol derajat. Aku tidak pakai sarung tangan," jelasnya.
"Ada kejadian syuting angin kencang dan tidak pakai sarung tangan. Aku sempat merasakan tangan aku kaku. Terus lagi hidung aku merah kalau kedinginan. Sempat beberapa kali make up untuk menutupi merahnya itu," sambungnya.
Bagi Bryan Domani hal terpenting adalah ia mendapatkan dampak dari syuting film Merindu Cahaya de Amstel, yakni memperdalam ilmu agama.
"Dapat pelajaran spiritual yang berharga lah disini dan berdampak dalam kehidupan aku," ujar Bryan Domani.
Sementara itu, Hadrah Daeng Ratu menggarap film Merindu Cahaya de Amstel karena ingin mengangkat sisi kerinduan seseorang mendapatkan cahaya untuk menemukan Tuhan.
"Setiap orang punya masa lalu buruk dan tidak baik, semua orang punya kerinduan menemukan cahaya. Nah ketika menemukan cahaya, dia menemukan tuhan dan cinta dalam hidupnya," terang Hadrah Daeng Ratu