Berita Nasional

Survei BI, Komoditas Telur Ayam Ras dan Minyak Goreng Diprediksi Memicu Inflasi November

Bank Indonesia (BI) kembali mengadakan survei terkait laju inflasi, dan diprediksi bulan November ini naik tipis akibat telur ayam dan minyak goreng.

Editor: Valentino Verry
Tribunnews.com
Ilustrasi - Kenaikan harga komoditas telur ayam ras dan minyak goreng memicu inflasi di bulan November. 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA - Bank Indonesia dalam laporannya menyebutkan, berdasarkan survei pemantauan harga minggu kedua November 2021, perkembangan harga pada November 2021 masih relatif terkendali.

Dengan adanya survei ini, Bank Sentral memperkirakan inflasi terjadi sebesar 0,25 persen (month to month/mtm).

Baca juga: Begini Aksi 36 Pelajar di Karawang, Konvoi Pakai Motor saat Jam Sekolah, Diduga Hendak Tawuran

Sementara itu, dengan perkembangan tersebut perkiraan inflasi November 2021 secara tahun kalender diperkirakan sebesar 1,18 persen (year to date/ytd), dan secara tahunan sebesar 1,63 persen (year on year/yoy).

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, penyumbang utama inflasi bulan ini ditempati oleh komoditas telur ayam dan minyak goreng.

“Penyumbang utama inflasi November 2021 sampai dengan minggu kedua yaitu komoditas telur ayam ras sebesar 0,06 persen (mtm), kemudian minyak goreng sebesar 0,05 persen (mtm),” jelas Erwin, Jumat (12/11/2021).

Baca juga: Pusing Bayar Kontrakan Seorang Pemuda di Karawang Jadi Begal, Bacok Korban Lalu Rampas Ponsel

“Untuk komoditas cabai merah menyumbang sebesar 0,04 persen (mtm), daging ayam ras sebesar 0,02 persen (mtm), dan sabun detergen bubuk, emas perhiasan serta rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm)” sambungnya.

Dalam survei ini, Bank Indonesia juga mencatat sejumlah komoditas yang mengalami deflasi.

Beberapa komoditasnya yakni tomat, bawang merah dan cabai rawit masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm).

Dengan adanya survei pemantauan harga, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.

Baca juga: Perusahaan Properti Arrayan Group Bidik Wilayah Bekasi untuk Pengembangan Rumah Komersil dan Ruko

“Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” pungkas Erwin. (Tribunnews/Ismoyo)

 

 

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved