Kekerasan terhadap anak
Waspada, Mayoritas Pelaku Kekerasan Seksual Terhadap Anak Berada di Lingkungan Dekat Korban
Kepercayaan satu sama lain antara orangtua dengan anak adalah salah satu upaya mencegah anak menjadi korban kekerasan seksual.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: AC Pinkan Ulaan
Ditambah lagi program forum anak yang sangat membantu dalam mencegah kasus kekerasan seksual terhadap anak.
"Kalau kami melihat data perbandingan dalam kurun waktu 2020 sampai 2021, upaya pencegahan yang kami lakukan secara masif cukup berhasil dalam menekan kasus," ujar Hesti.
Selain itu, kata Hesti, penurunan kasus terjadi karena adanya program sosialisasi pencegahan dan penanggulangan kekerasan seksual ke setiap sekolah dan tokoh masyarakat.
Kemudian juga koordinasi lintas sektoral terhadap instansi penegak hukum seperti Polres Karawang, yang sangat berpengaruh dalam menekan angka kekerasan seksual terhadap anak.
"Program itu dapat mendorong peran seluruh lapisan masyarakat dalam mencegah terjadinya kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur," katanya.
Dia menambahkan, penurunan kasus juga terjadi karena saat ini masyarakat memiliki keberanian melaporkan kasus pencabulan.
"Tentu ini sangat membantu kami dalam upaya penanggulangan kasusnya, untuk terus memberantas pelaku kejahatan seksual terhadap anak," kata Hesti.
Berdampak buruk
Dia juga menjelaskan, dampak kekerasan seksual terhadap korban sangat besar dan selalu negatif.
"Anak menjadi pribadi yang tertutup dan tidak percaya diri, timbul perasaan bersalah, stres, bahkan depresi. Lalu timbul ketakutan atau fobia tertentu, mengidap gangguan traumatik pasca kejadian, susah makan dan tidur, mendapat mimpi buruk, mudah merasa takut, dan cemas berlebihan," katanya.
"Orangtua juga harus mengawasi dengan baik anak-anak dan menjalin komunikasi secara intens, dan dekat dengan anak-anaknya," tandasnya.