Berita kriminal
Pembunuhan Anggota TNI di Pluit, Meski Tak Saling Kenal Pelaku Marah karena Dicuekin Korban
Para pelaku dan korban tidak saling mengenal, tapi pelaku marah karena didiamkan korban.
Penulis: Desy Selviany | Editor: AC Pinkan Ulaan
TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA - Peristiwa pembunuhan Pratu Sahdi (23) di Jalan Inspeksi Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara beberapa hari lalu sangat mengenaskan.
Pasalnya anggota TNI itu menjadi korban salah sasaran dan emosi kemarahan 8 pria yang sebenarnya tidak mengenal korban.
Untuk menyelidiki kasus tersebut polisi membentuk tim, yang kemudian menangkap empat orang terduga pelaku.
Polisi masih mengejar tiga orang lagi yang sudah diketahui namanya. Dan seorang lagi masih diidentifikasi oleh polisi.
Kepingin dikenal
Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Tubagus Ade Hidayat, menjelaskan bahwa peristiwa ini terjadi karena antara korban dan pelaku tidak saling mengenal, tapi pelaku ingin "dikenal".
Pada Minggu (16/1/2022) dini hari itu Pratu Sahdi hanya duduk-duduk di Waduk Pluit bersama kedua temannya.
Namun tiba-tiba datang sejumlah pria menghampiri mereka karena tengah mencari seseorang.
"Jadi memang kelompok ini cari seseorang yang biasa nongkrong di situ. Ketika dia datang ke situ ditanya korban ini," ujar Ade.
Namun Sahdi tidak menjawab pertanyaan pria-pria tersebut karena dia merasa tidak kenal dengan para pelaku. Sahdi juga merasa tidak ada urusan dengan para pelaku.
Rupanya para pria itu tersinggung didiamkan begitu dan marah-marah, sehingga terjadi cekcok dengan Sahdi.
Cekcok itu belanjut kepada perkelahian, dan berujung kepada kematian anggota TNI itu, karena ditikam oleh salah satu pelaku, yang kemudian diketahui bernama Baharuddin.
"Total keterangan saksi diduga ada 8 pelaku. Semua pelaku warga sipil dan tidak mengenal korban," kata Tubagus.
Selain Sahdi, dua rekan korban, yang merupakan warga sipil, juga mengalami luka berat hingga dirawat di rumah sakit.