Wawancara Eksklusif
Pramudi Transjakarta Gagalkan Aksi Bunuh Diri: Waktu Dia Menangis, Langsung Teringat Anak Saya
Saya ajak mengobrol tapi tangisannya yang lebih kencang. Tidak ada omongan, dia hanya menangis. Mungkin dia ada masalah.
Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM --- Nama Khaerun mendadak viral di jagat maya setelah menyelamatkan seorang perempuan yang diduga hendak melakukan percobaan bunuh diri di jalan layang Jembatan Tiga, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (25/1) pekan lalu.
Dua hari kemudian, video aksi Khaerun beredar luas dan menjadi perbincangan di media sosial.
Kepada jurnalis Warta Kota Rafsanzani Simanjorang, Khaerun menuturkan insiden itu terjadi sewaktu dirinya sedang bertugas mengemudikan bus di koridor 9 rute Pluit-Pinang Ranti.
Sekitar pukul 16.25 WIB, ia melihat terjadi keributan di bawah jalan layang Jembatan Tiga. Dari kejauhan Khaerun pun memandang seorang perempuan tengah berdiri di pinggir jembatan layang.
Baca juga: Prinsip Hidup Khaerun, Penolong Wanita Ingin Bunuh Diri: Bekerja Ikhlas dan Jangan Lupa Bantu Sesama
Begitu bus yang ia kemudikan tiba di atas jembatan layang, sopir kelahiran Pati, Jawa Tengah, 17 Februari 1959 ini membujuk agar perempuan tadi mengurungkan niatnya.
Upaya ini mendapat penolakan. Teriakan perempuan ini malah bertambah kencang.
Pria yang bekerja sebagai pramudi TransJakarta sejak 2007 ini menduga perempuan tadi bisa melancarkan aksi nekatnya sewaktu-waktu.
Khaerun spontan keluar dari bus, ia kembali membujuk. Pada sebuah kesempatan ia berhasil menarik perempuan berumur sekitar 20 tahunan itu sekaligus menggagalkan upaya bunuh diri.
Seperti apa cerita lengkapnya? Berikut wawancara eksklusif Warta Kota dengan Khaerun yang berlangsung di pul bus Klender, Jakarta Timur:
Bisa diceritakan awal mula kejadian yang membuat nama bapak ramai diperbincangkan?
Itu kejadiannya, Selasa (25/1/2022) lalu sekitar pukul 16.25 WIB. Saya memang kebagian jadwal sore. Saya tugas dari arah Pluit menuju Pinang Ranti. Tiba di lokasi kejadian ya persis di jam itu. Saya curiga sekali saat melihatnya karena itu seharusnya area steril, tidak boleh ada orang. Di flyover itu, kalau pun ada orang, jaraknya begitu jauh.
Aneh, kalau ada orang berdiri di sana. Lalu saya melihat di bawah, ternyata sudah banyak orang begitu riuh melihat ke arah perempuan tersebut. Waktu itu jarak bus satu meteran lah, jadi sangat dekat. Posisi dia berdiri sungguh tidak aman. Posisinya sudah di luar pagar.
Dari atas bus saya coba bujuk dan rayu agar dia jangan terlalu ke sana (titik bahaya). Ketika saya membuka jendela, tangisan dia malah lebih kencang. Dia balik arah dan buat saya pemandangannya malah lebih mengerikan. Spontan saya turun dari bus, berusaha mendekati dia, membujuknya. Saat dekat, saya sempat merasa takut karena tangisannya justru makin keras.
BERITA VIDEO : PENGEMUDI BUS TRANSJAKARTA GAGALKAN UPAYA BUNUH DIRI
Lalu apa yang bapak katakan sehingga dia bisa teralihkan?
Saya ngomongnya pelan-pelan, saya bilang, "Jangan ke situ dek, bahaya". Waktu detik-detik terakhir itu memang sempat saya bohogin. "Dek itu penumpang memperhatikan kamu loh, emang kamu tidak malu?". Saat itu dia menoleh ke posisi yang saya tunjuk. Di situlah saya raih dia dan membawanya ke tempat aman. Dan dua orang penumpang bus ikut membantu.
Apa yang bapak rasakan seusai aksi tersebut?
Setelah bisa membantu dengan selamat ya, saya bersyukur sekali karena waktu itu 50:50, bahaya itu. Bisa jadi pas saya angkat, dia lari dan jatuh, saya bisa terkena sanksi, bisa dicemooh semua orang. Tapi pada kejadian jujur saya tidak berpikiran aneh-aneh. Pokoknya saya harus berusaha menyelamatkan, apa pun jadinya nanti, pokoknya saya berusaha menyelamatkan.
Apa itu karena naluri bapak sebagai seorang ayah?
Ya, dia itu seumuran anak saya juga ya. Bisa dibilang begitu, apalagi waktu itu dia menangis, air matanya banyak. Spontan seperti melihat anak saya sendiri. Saya punya dua anak.
Seusai kejadian, apa ada komunikasi lagi dengan perempuan yang bapak tolong?
Saya ajak mengobrol tapi tangisannya yang lebih kencang. Tidak ada omongan, dia hanya menangis. Mungkin dia ada masalah.
Saya tidak mau tahu banyak, yang penting selamat. Sampai sekarang pun saya tidak tahu namanya, yang penting dia selamat, saya sudah bersyukur.
Apa bapak tahu video aksi tersebut kemudian viral?
Saya tahunya malah di hari kedua, sore. Tadinya saya anggap aman-aman saja, tiba-tiba ada WhatsApp yang masuk dari teman, yang menanyakan apakah sosok itu saya. Saya sempat berpikir lama sebelum mengatakan iya.
Akhirnya ramai diberitakan. Saat viral, keluarga pertama kali ketakutan. Mereka takut saya terkena masalah di kepolisian. Setelah saya dapat berita ada aksi heroik sopir Transjakarta, lalu saya tunjukin ke mereka. Saya pahlawan nih katanya (berita). Saya senyum-senyum saja.
Aksi bapak ini juga diapresiasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Apa yang bapak pikirkan saat itu?
Saat diundang gubernur, saya awalnya tidak percaya. Kemarin hari, Jumat (28/1) sekitar pukul 14.00 WIB, ada telepon dari ajudan Pak Gubernur yang meminta saya untuk menghadap. Saya tidak percaya. Tidak mungkin pikir saya.
Tiba-tiba ada telepon dari kantor, baru saya percaya. Di sana (kantor Gubernur) saya disambut. Pak Anies mengapresiasi dan berterima kasih. Saya diberi topi yang ada bintang tiganya. Kata beliau itu topi kebanggaan, topi pahlawan.
Saya tidak menyangka ketemu pak Anies, bisa mengobrol dekat seperti itu. Dari perusahaan, saya mendapatkan cendera mata berupa sertifikat dan emas . Ya Alhamdulillah.
Apa makna aksi ini untuk bapak pribadi?
Saya percaya memiliki sikap peduli kepada sesama memang sebuah keharusan. Sebagai manusia memang wajib seperti itu. Tidak perlu mendapat imbalan yang penting ikhlas, rezeki itu sudah ada yang mengatur.
(Sumber : Warta Kota/raf/eko)