Berita Nasional
Satu Peserta Demo Tolak Penambangan Parigi Moutong Tewas, Polri Sebut Sudah Lakukan Upaya Preemtif
Pembubaran aksi demonstrasi terpaksa dilakukan lantaran penutupan Transsulawesi memutus perputaran ekonomi di Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Manado.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Ichwan Chasani
TRIBUNBEKASI.COM — Salah satu peserta unjuk rasa yang menolak penambangan di wilayah Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, tewas terkena terjangan peluru.
Namun aparat kepolisian memastikan sudah mengutamakan tindakan preemtif dalam pengamanan aksi unjuk rasa penolakan tambang di Kecamatan Kasimbar, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan bahwa aksi demo penolakan tambang itu menutup ruas jalan Transsulawesi yang menghubungkan Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Sulawesi Utara.
Penutupan dilakukan peserta aksi lebih dari 10 jam. Penutupan Transsulawesi itu juga sudah dilakukan para peserta demonstran berulang kali.
Selama aksi unjuk rasa maraton itu, Dedi memastikan kepolisian sudah melakukan tindakan preventif terhadap peserta aksi unjuk rasa.
Baca juga: Komnas HAM Kecam Kekerasan Polisi pada Warga Desa Wadas Purworejo
"Tahapan-tahapan yang dilakukan oleh kepolisian karena ini kejadian sudah beberapa kali mulai kegiatan preemtif itu sudah dilakukan oleh pihak Parigi Moutong," ujar Dedi di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (14/2/2022).
Pihak kepolisian juga sudah melakukan upaya mediasi dan dialog kepada peserta unjuk rasa. Sampai akhirnya upaya penegakan hukum juga dilakukan agar situasi kondusif.
Dedi mengatakan tindakan tegas pembubaran aksi demonstrasi terpaksa dilakukan lantaran penutupan Transsulawesi memutus perputaran ekonomi di Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Manado.
Namun dalam pembubaran itu, Dedi memastikan anggota hanya dibekali gas air mata.
"Pembubaran paksa dengan tembakan gas air mata, water canon, dan didorong oleh satuan Dalmas maupun PH maupun sabhara maupun brimob," jelas Dedi.
Baca juga: Legislator PKB Kritisi, Desa Wadas Masih Dijaga Polisi, Jaringan PLN dan Sinyal Seluler Dimatikan
Pembubaran dilakukan lantaran aksi unjuk rasa sudah melewati batas ketentuan yang berlaku yakni hingga pukul 23.00 WIB.
Maka dari itu kata Dedi, Mabes Polri akan mencari tahu penyebab kematian satu peserta pengunjuk rasa yang tewas.
Kepolisian akan melakukan uji balistik pada peluru yang menewaskan peserta aksi.
Sebelumnya aksi protes warga terkait aktivitas tambang yang di wilayah Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, pada Sabtu (12/2/2022), memakan korban jiwa.
Satu orang pengunjuk rasa bernama Aldi dikabarkan tewas.
Diduga, korban tewas akibat terkena tembakan aparat saat berusaha membubarkan paksa aksi pemblokiran Jalan Trans Sulawesi di Desa Siney, Kecamatan Tinombo Selatan.
Unjuk rasa tersebut berlangsung sejak Sabtu (12/2/2022) pukul 12.00 Wita hingga pukul 24.00 Wita.