Berita Nasional
Tumbuhkan Perekonomian Nasional, Pemerintah Manfaatkan Presidensi G20, Berikut Penjelasan Menkominfo
Menkominfo Johnny G Plate sebut pemerintah manfaatkan Presidensi G20 untuk tumbuhkan perekonomian nasional.
Menurutnya, dengan skenario business as usual, perekonomian Indonesia tahun 2022 sampai 2025 diperkirakan dapat tumbuh dalam rentang 5,2 sampai 5,5 persen.
“Dan dalam skenario rebound optimal perekonomian Indonesia dalam rentang waktu yang sama diperkirakan memiliki pertumbuhan yang jauh lebih tinggi mencapai 5,2 sampai 6, 5 persen.
Apabila memang rebound optimal, yang sedang kita siapkan di Indonesia pengolahan bahan sumberdaya alam untuk ekspor, penciptaan green industrial estate besar-besaran.
Maka kita akan perkirakan pertumbuhan ekonomi kita akan jauh lebih baik di tahun 2022 hingga tahun 2025 mendatang,” jelasnya.
Momentum Presidensi G20, Genjot Ekonomi Digital
Menkominfo menyatakan selama pandemi fokus Pemerintah diarahkan untuk sektor ekonomi dan kesehatan.
Diakuinya selama dua tahun terakhir, pemerintah juga mengalami tantangan besar selain pandemi, yaitu disrupsi teknologi digital.
“Bapak Presiden Joko Widodo menekankan untuk menangani kedua-duanya dalam tarikan dan hembusan nafas yang sama yaitu penanganan masalah-masalah yang terkait dengan kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya.
Momentum Presidensi G20 Indonesia, menurut Johnny akan dimanfaatkan untuk menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam memandu pemulihan dampak pandemi dengan memanfaatkan teknologi digital.
"Untuk Presidensi G20 Indonesia, Pemerintah telah menetapkan tiga prioritas nasional yakni berkaitan dengan arsitektur kesehatan global yang lebih inklusif, transformasi digital khususnya digital economy, dan yang ketiga terkait dengan transisi energi,” tegasnya.
Sebelumnya, Menkominfo menjelaskan kondisi perekonomian global yang terdampak pandemi.
Menurutnya, Amerika Serikat juga mengalami tekanan inflasi, pengetatan kebijakan moneter, dan stagflasi, selain dampak di sektor kesehatan.
“Kondisi itu berdampak pada tapering off dan kenaikan suku bunga flat, potensi stagflasi Amerika Serikat, lonjakan inflasi yang tinggi, pelambatan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Di tengah dinamika global seperti keterbatasan ruang fiskal dunia, climate change dan geopolitik, Johnny mengakui optimistis kondisi di Indonesia akan relatif berbeda.
Di Indonesia, kebijakan yang dilakukan untuk melakukan countercyclical melalui stimulus fiskal untuk mendukung transformasi pada tahap awal pandemi Covid-19, berbuah dengan baik dan hal itu menjadi bahasan dalam Forum G20 tahun 2022.