Berita Bekasi

Warga Desa Mekarsari akan Demo di Stasiun Tambun jika PT KAI Tak Mau Diskusi

Warga Desa Mekarsari menolak penutupan perlintasan KA di Jalan Yapink Putra, karena akan merepotkan hidup mereka.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: AC Pinkan Ulaan
TribunBekasi.com
Spanduk penolakan masyarakat Desa Mekarsari atas penutupan perlintasan sebidang di Jalan Yapink Putra, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi. 

TRIBUNBEKASI.COM, TAMBUN SELATAN -- Warga Desa Mekarsari, Tambun Selatan akan berunjuk rasa di Stasiun Tambun, apabila PT Kereta Api Indonesia (KAI) tidak mau berdiskusi dengan warga, soal rencana penutupan perlintasan sebidang  di Jalan Yapink Putra.

"Makanya nanti Selasa (22/2/2022) malam kami mau ngumpul. Mau dibicarain kalau ada orang dari PT KAI yang mau masang pembatas jalan. Kalau enggak ada kesepakatan, kami mau demo di Stasiun Tambun," kata Tommy, warga di RT07/02 Desa Mekarsari, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi.

Pria berusia 35 tahun ini adalah salah satu warga yang menentang keras rencana PT KAI.

Alasan pribadinya adalah, dia merupakan salah satu dari 30 orang yang menggantungkan hidupnya dengan menjaga perlintasan itu. Dia sendiri menjaga perlintasan itu sejak tahun 2007.

"Ada lebih dari 30 orang yang jagain perlintasan ini. Itu kami gantian-gantian, shift-nya sejam ganti. Jadi enggak banyak dapatnya, paling Rp30.000 doang," kata Tommy saat ditemui di perlintasan Jalan Yapink Putra, Minggu (20/2/2022).

Mencegah kecelakaan

Sebelum dijaga oleh warga, menurut Tommy banyak terjadi kecelakaan. Dalam sebulan antara 5-8 orang meninggal akibat tertabrak kereta api.

Karena itu warga berinisiatif menjaga perlintasan tersebut, dan sejak saat itu hingga kini tak ada lagi korban jiwa.

"Dulu sebelum dijagain ya banyak yang meninggal keserempet. Pas kami jaga sejak tahun 2007, sudah enggak ada lagi yang meninggal, karena 24 jam kami jagain. Kami juga enggak maksa warga biar ngasih recehan. Itu mah keikhlasan aja," tuturnya.

Antar anak sekolah

Sementara itu, Fitri (43), warga Desa Mangunjaya yang sering melintas di Jalan Yapink, mengatakan bahwa penutupan perlintasan sebidang Yapink akan sangat merepotkan masyarakat.

Apalagi sekolah anaknya terletak di Jalan Raya Pantura, atau setelah melewati perlintasan Yapink.

"Saya kan kalau antar anak sekolah lewat sini. Soalnya kalau lewat underpass Tambun macet banget. Di sini juga macet tapi enggak parah kalau pagi," kata Fitri.

 

Sumber: Tribun bekasi
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved