Berita Bekasi
Kios-kios di Pasar Tambun Dilarang Jualan Daging Sapi, Pedagang: Biar Warga Tahu Harga Daging Mahal!
Seorang penjual daging sapi di Pasar Tambun menyatakan pihaknya memasang tulisan pelarangan jualan di kios-kios pedagang.
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Panji Baskhara
TRIBUNBEKASI.COM - Mamat (45) seorang penjual daging sapi di Pasar Tambun menyatakan pihaknya memasang tulisan pelarangan jualan di kios-kios pedagang.
Ada pun tulisan pelarangan tersebut baru dipasang pada Selasa (1/3/2022) ini.
"Iya kami baru pasang hari ini tulisannya, kemarin mah belum ada," kata Mamat di lokasi.
Mamat menjelaskan kertas bertuliskan 'Pedagang Daging Dilarang Berjualan Sesuai dengan Aturan yang Berlaku', terpaksa dipasang.
Hal itu lantaran terdapat segelintir pedagang yang kedapatan berjualan pada Senin (28/2/2022) pagi kemarin.
"Kemarin ada yang bandel dagang, ditegur sama kami. Sekarang dikasih garis batas tali rapiah, sama tulisan biar gak dagang, jadi kompak," tuturnya.
Setelah dipasangnya tulisan itu, diharapkan para penjual daging sapi di Pasar Tambun taati aturan bersama, untuk menjaga solidaritas atas fenomena kenaikan harga daging sapi.
"Kami mogok dari Senin sampai Jumat, baru boleh jualan Sabtu nanti. Tujuannya biar warga tahu harga daging lagi mahal. Kalau nawar enggak rendah, apalagi kebangetan nawarnya," ucap Mamat.
Ia mengharapkan agar harga daging dari pemasok daging sapi bisa diturunkan di bawah kisaran harga Rp 98 ribu.
"Sekarang kami modal beli daging saja Rp98-107 ribu. Kalau jual Rp130 ribu saja, pembeli pada nawar, untungnya tipis."
"Jadi kalau mau untung terpaksa jual Rp140 ribu per kilogram. Tapi risikonya pembeli berkurang," tuturnya.
Sementara itu, penjual daging lain bernama Mujianto (35) mengatakan dirinya kini hanya melayani pelanggan tetap saat masa mogok berjualan. Hal itu dilakukan agar ia tak kehilangan pelanggan.
"Kalau langganan tetap saya layanin, paling mereka nge-WA dulu, terus saya anterin, itu pun paling banyak lima kilogram sehari. Biar mereka tetap beli daging ke kami," kata Mujianto.
(TribunBekasi.com/ABS)