Mengenal Lebih Dekat Proses Penanaman Hingga Pengolahan Biji Kopi dari Tanah Jawa Barat

TRIBUNBEKASI.COM, MEDANSATRIA --- Bicara mengenai kopi, kebanyakan orang hanya mengetahui sebatas kopi yang sudah siap seduh untuk di minum dan dinikmati.

Namun dibalik itu semua ada beberapa proses yang dilakukan sebelum kopi itu berada di pasaran.

Beberapa waktu lalu, Tribunbekasi.com sempat berbincang dengan Uya selaku anggota koperasi klasik beans yang menaungi produsen kopi Sunda Hejo yang turut serta membina dan berkebun para petani di Jawa Barat.

Uya dan beberapa rekan-rekannya ikut serta dalam acara Bekasi Coffee Week yang digelar di Summarecon Mall Bekasi beberapa waktu lalu.

Dimana anggota koperasi ini membuat satu tenant yang menyediakan edukasi mengenai proses kopi dari hulu hingga hilir.

Baca juga: Enam Merek Kopi Ini Mengadung Obat Kuat, Polisi Tunggu Ajakan BPOM Lakukan Penindakan

Baca juga: Menetap 10 Tahun di Indonesia, Aktor Belanda ini Hobi Nongkrong di Warung Kopi

Dalam kesempatan itu, Uya menyampaikan ada beberapa proses dilakukan salah satunya yaitu terkait penanaman biji kopi.

Dimana biji kopi yang dipilih memang harus benar-benar baik dan matang, dan diambil dari pohon kopi yang usianya sudah 10 tahun.

"Nah itu di ambil atau dipetik saat puncak panen raya kopi. Jadi kita ambil dari batang indukan, lalu di kupas secara manual dan tidak boleh pakai mesin, lalu kita lakukan penyemaian," kata Uya ditemui beberapa waktu lalu.

Proses penyemain untuk penanaman biji kopi memang memakan waktu cukup lama.

BERITA VIDEO : FLASH COFFEE HADIRKAN KOPI CIWIDEY

Proses pengupasan hingga penyemaian itu hingga menjadi kecambah dari biji kopi, bisa memakan waktu hingga 2 bulan.

Setelah enam bulan maka pohon kopi akan terbentuk dengan panjang sekitar 40-50 centimeter.

"Setelah memasuki siap tanam, kita alihkan ke kebun atau ke hutan. Nantinya akan berbuah di usai 1,5 tahun atau 20 bulan, bahkan paling lama 2 tahun pasca penanaman itu," ujarnya.

Namun kualitas biji kopi yang dihasilkan setelah pasca tanam tentunya dipengaruhi dari bagaimana perawatan dari para petani itu sendiri.