Berita Nasional

Densus 88 Temukan 77 Anak Dibawah Usia 13 Tahun Dicuci Otak dan Dibaiat Kelompok NII

Tidak hanya itu, perekrutan anggota NII juga dilakukan tanpa memandang jenis kelamin dan batas usia.

Penulis: Dedy | Editor: Dedy
shutterstock.com
Ilustrasi teroris --- Metode cuci otak terhadap anak-anak yang dilakukan kelompok teroris Negara Islam Indonesia (NII) sudah berlangsung lama. 

TRIBUNBEKASI.COM --- Metode cuci otak terhadap anak-anak yang dilakukan kelompok teroris Negara Islam Indonesia (NII) sudah berlangsung lama.

Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar mengatakan bahwa ada tersangka teroris yang sudah dicuci otaknya dan dibaiat sejak kecil.

Meski demikian, ia tidak menyebutkan sejak tahun berapa metode itu berlangsung.

"Metode ini sudah berlangsung lama karena diantara para tersangka ada yang telah bergabung sejak masih kecil," ucapnya dikonfirmasi Jumat (15/4/2022).

Baca juga: Tangkap Lima Terduga Teroris di Tangsel, Tim Densus Selidiki Peran dan Keterlibatan di Jaringan NII

Baca juga: Mengerikan, Tersangka Teroris Terafiliasi ISIS Pernah Rencanakan Teror di Gedung DPR RI

Hal itu sejalan dengan temuan Densus 88 Antiteror yang menemukan 77 anak di bawah usia 13 tahun yang telah dicuci otaknya dan dibaiat NII.

Ke-77 anak itu didapat di Sumatera Barat.

Proses perekrutan anggota NII juga digelar secara terstruktur, khususnya bagi yang akan diangkat menjadi pengurus atau pejabat.

Tidak hanya itu, perekrutan anggota NII juga dilakukan tanpa memandang jenis kelamin dan batas usia.

Tercatat ada 126 anggota NII dewasa yang pernah juga direkrut saat usia masih belasan tahun.

Dalam hal ini, Densus 88 Antiteror telah berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk mengembangkan jaringan NII ini.

BERITA VIDEO : WARGA RAWA MEKAR JAYA JADI ANGGOTA TERORIS

Dideradikalisasi oleh Densus 88

Sejumlah anak yang direkrut jaringan teroris Negara Islam Indonesia (NII) diberikan program deradikalisasi.

Deradikalikasi merupakan tindakan menetralisir pemikiran-pemikiran bagi mereka yang sudah terpengaruh paham radikalis.

Kabag Operasi Densus 88 Antiteror Kombes Aswin Siregar mengatakan upaya deradikalisasi terhadap anak-anak itu nantinya akan melibatkan beberapa pihak.

Sumber: Wartakota
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved