Berita Nasional

Pemerataan Pembangunan BTS 4G di Indonesia, Dirut BAKTI Kemenkominfo: 100 Persen Rampung Tahun Ini

Proyek pemerataan pembangunan jaringan Base Tranceiver Station (BTS) di seluruh wilayah Indonesia, tengah diupayakan pemerintah.

Editor: Panji Baskhara
Biro Humas Kementerian Kominfo/AYH
Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Anang Latif sebut proyek pemerataan pembangunan jaringan Base Tranceiver Station (BTS) di seluruh wilayah Indonesia, tengah diupayakan pemerintah. 

Menurutnya kembali, operator seluler dan vendor sangat mendukung program penyediaan sinyal.

"Saat ini, masyarakat di beberapa wilayah 3T sudah mulai memanfaatkan jaringan BTS yang telah dibangun oleh BAKTI."

"Pembayaran ke para vendor tak alami kendala karena anggaran telah tersedia dan termin pembayaran progress telah diatur di dalam kontrak," ungkapnya.

Optimistis Atasi Tantangan

Diterangkan Anang Latif, pembangunan infrastruktur digital di desa-desa terpencil bukan hal yang mudah.

Tantangan kondisi geografis alam, persoalan logistik, transportasi, dan ketersediaan SDM jadi kendala tersendiri.

BAKTI Kominfo membangun BTS 4G di wilayah 3T yang sangat sulit dijangkau.

Bahkan, banyak desa yang belum memiliki infrastruktur jalan yang layak dan aliran listrik.

"Sehingga pengiriman material ke lokasi BTS 4G banyak dilakukan dengan berjalan kaki dan menggunakan gerobak atau menggunakan perahu-perahu tradisional untuk menyeberangi lautan atau sungai-sungai," tutur Anang Latif. 

Dikatakannya, di wilayah pegunungan Papua memerlukan transportasi udara untuk sarana pengangkutan material dan peralatan.

Ketersediaan transportasi tidak sebanding antara jumlah material dan selama pandemi Covid-19, pembatasan mobilitas orang dan barang juga memengaruhi kegiatan supply chain pembangunan BTS.

"Dapat dilihat bahwa antara tahap Material on Area (MOA) dan Material on Site (MOS) terdapat kesenjangan."

"Jadi material sudah tersedia di titik di area tersebut, menunggu transportasi ke titik tujuan yang umumnya merupakan medan yang sulit."

"Ada juga kesenjangan MOS dengan Ready for Service (RFS), artinya seluruh perangkat, material dan kelengkapan sudah selesai proses instalasi dan siap diintegrasikan dengan layanan dari operator telekomunikasi," ujarnya.

Di level global, kata Anang Latif, saat ini terjadi kelangkaan pasokan microchip yang berdampak pada ketersediaan beberapa perangkat telekomunikasi. 

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved