Mudik Lebaran
Pemerintah Kaji 3 Rekayasa Lalin Mudik Lebaran, Contra Flow, One Way, dan Ganjil Genap
Pemerintah mengkaji beberapa bentuk rekayasa lalu lintas, yang akan diterapkan pda masa mudik unyuk menekan kemacetan.
TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mulai melakukan simulasi rekayasa lalu lintas (lalin) pada masa mudik Lebaran dan arus balik.
Sebagaimana diwartakan laman Kemenhub, berbagai bentuk rekayasa lalin sedang dikaji oleh Pemerintah, yakni contra flow, one way, dan ganjil genap.
Simulasi dilakukan untuk mencari bentuk rekayasa yang paling efektif menekan kemacetan, dengan membandingkan rasio volume kendaraan dengan kapasitas jalan (VC Ratio) yang terkecil di antara tiga bentuk tersebut.
Jalur krusial
Tak kurang dari Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi mengecek kegiatan simulasi rekayasa lalu lintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek arah Cikampek, Jumat (15/4).
Jalur tol dari Jakarta sampai Semarang memang menjadi fokus Pemerintah, karena diprediksi akan mengalami kepadatan paling tinggi pada masa mudik Lebaran nanti.
Simulasi rekayasa lalu intas ini dilakukan sebagai ujicoba, untuk mengetahui bentuk rekayasa yang paling efektif.
“Beberapa hari ini akan dilakukan simulasi penerapan rekayasa lalu lintas, yang nantinya bisa menjadi rekomendasi yang terukur dalam pengambilan keputusan,” kata Budi Karya Sumadi.
Dia menjelaskan, diskresi rekayasa lalu lintas di lapangan akan ditetapkan oleh Korp Lalu Lintas (Korlantas) Polri.
Waktunya
Menurut Budi, saat ini pun para pemangku kepentingan tengah mendiskusikan waktu rekayasa lalu lintas mulai diberlakukan.
“Mulainya bisa di tanggal 28 April 2022 atau juga bisa lebih awal di tanggal 25 April 2022. Hasil dari simulasi ini akan segera dilaporkan dan direkomendasikan kepada Presiden,” kata Menhub.
Sektor darat menjadi yang paling krusial untuk ditangani, sebab sekitar 47 persen dari 85,5 juta pemudik diperkirakan akan menggunakan jalur darat. Baik kendaraan pribadi (mobil dan sepeda motor) maupun angkutan darat (bus, angkutan penyebrangan, dan lain-lain).
Jumlah pemudik pada tahun ini diprediksi meningkat sekitar 45 persen dibandingkan mudik tahun 2019 sebelum pandemi.
Titik kemacetan
Sedangkan dua titik kemacetan yang perlu tindakan antisipasi khusus adalah jalur Bekasi-Semarang dan penyeberangan Merak-Bakauheni.
Pada mudik tahun ini Pemerintah mengeluarkan kebijakan tidak akan dilakukan penyekatan dan putar balik, dan pengendalian di lapangan dilakukan secara humanis dan persuasif.
Sejumlah area yang diprediksi akan menimbulkan perlambatan atau kemacetan ialah di pintu masuk jalan tol, rest area, pom bensin, dan tempat-tempat lainnya.
Pemerintah juga telah memrediksi titik-titik kemacetan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, yaitu di Km 48-60, Km 31-37, Km 70-72, dan untuk arus balik di Km 54.
Sementara di Jalan Tol Tangerang-Merak, titik kemacetan diperkirakan di Km 26.
Fasilitas pendukung
Selain meninjau simulasi rekayasa lalu lintas, Budi juga meninjau sejumlah rest area di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, yakni di Km19, Km57, dan Km62B arah Jakarta.
Dilakukan pula pemeriksaan kesiapan BBM dan motorist dari PT Pertamina, yang akan menyalurkan BBM ke mobil para pemudik jika terjadi kemacetan di jalan tol, serta memberikan bantuan sembako kepada petugas kebersihan, petugas pompa bensin, dan petugas lainnya yang berada di rest area.
Turut hadir dalam peninjauan simulasi itu Kakorlantas Polri Irjen Firman Santhyabudi, Sesmenko PMK Satya Sanaugraha, Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi, Dirut Jasa Marga Subakti Syukur, Dirut Jasa Raharja Rivan Ahmad Purwantono, dan Sekretaris BPJT Triono Junoasmono. (*)
Sumber: Kemenhub