Jadi Kota dengan UMK Terbesar di Indonesia, Mas Tri Siapkan Strategi Sambut Kaum Urban

TRIBUNBEKASI.COM — Plt Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto menilai urbanisasi menimbulkan banyak dampak positif bagi Kota Bekasi, utamanya untuk pemulihan ekonomi usai diterpa pandemi Covid-19.

Oleh sebab itu, Mas Tri, sapaan akrab Tri Adhianto, mengaku telah mempersiapkan langkah-langkah untuk menyambut kaum urban yang hendak mengadu nasib di Kota Bekasi.

"Tentunya pemerintah akan memberikan dan terus berupaya. Banyak kegiatan-kegiatan yang non-formal yang kemudian bisa tumbuh dan berkembang. Jadi artinya orang-orang yang masih menjari peluang kerja, itu yang akan kita optimalkan," kata Mas Tri saat dikonfirmasi, Selasa (3/5/2022).

Sektor non-formal yang dimaksud Mas Tri yakni peluang berkembangnya sektor UMKM yang digerakan oleh kaum urban. Tri mengaku telah mempersiapkan strategi untuk mengembangkan UMKM di wilayahnya.

"Banyak kegiatan-kegiatan yang bisa kita lakukan dalam rangka untuk meningkatkan ekonomi. Ekonomi harus tumbuh dan berkembang. Strategi kita juga akan menambah dana kapitasi kita ke bank syariah sehingga dalam rangka kita untuk meningkatkan UMKM," ucapnya.

Baca juga: Pengunjung Curug Parigi Meningkat 60 Persen di Hari Kedua Lebaran

Baca juga: H+1 Lebaran, Objek Wisata Cagar Budaya Candi Batu Jiwa Mulai Ramai Pengunjung

Baca juga: Masih Ramai, 104.148 Kendaraan Melintas di Pantura, Mayoritas Mudik Lokal

Di samping itu, Pemkot Bekasi juga akan bekerja sama dengan pengusaha untuk menjembatani pencari kerja di wilayah kota/kabupaten dengan UMK tertinggi 2022 di Indonesia itu, yakni sebesar Rp4.816.921.

"Makanya kita terus berkolaborasi bagaimana kita mengajak pengusaha, kita mengajak dunia pendidikan, kemudian juga LSM, tentu kita bisa terpadu dengan pemerintah," tutur Mas Tri.

Namun demikian, ia berharap agar pendatang baru memiliki skil dan kemampuan mana kala memutuskan mencari kerja di Kota Bekasi.

"Ya saya kira itu penting juga, yang penting dia mampu memiliki skil, sekarang ini kan tuntutannya IT, nah jadi IT minimal harus kuasai secara adaptasi dengan teknologi yang ada, sehingga nanti pemerintah yang akan lebih mudah memberikan keterampilan termasuk permodalannya," ucapnya.