Berita Nasional

Menkominfo Johnny G Plate Ungkap Bentuk Perlindungan Terhadap Pelaku UMKM dalam Pemanfaatan Digital

Menkominfo Johnny G Plate sebut dengan memanfaatkan teknologi digital, pemerintah bantu pelaku UMKM agar bisa tingkatkan skala usahanya.

Editor: Panji Baskhara
Biro Humas Kementerian Kominfo
Menkominfo Johnny G Plate sebut dengan memanfaatkan teknologi digital, pemerintah bantu pelaku UMKM agar bisa tingkatkan skala usahanya. Foto: Menkominfo Johnny G Plate 

TRIBUNBEKASI.COM - Pemerintah RI dorong pemanfaatan pembangunan infrastruktur digital yang berlangsung secara masif.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menyatakan pengembangan digitalisasi sektor hilir untuk e-Commerce, Financial Technology, Education Technology, dan Tele-Health juga perlu didukung dengan keberadaan regulasi yang kuat.

"Di Indonesia, pembangunan infrastruktur TIK secara masif dilakukan pemerintah harus bisa dimanfaatkan untuk masyarakat"

"Khususnya oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang jadi penyumbang 60 persen dari GDP nasional," tegasnya dalam Asia Tech x Summit: Technology, Society and The Role of Policy yang berlangsung dari Millenia, Singapura, Selasa (31/05/2022).

Keberpihakan kepada pelaku UMKM, menurut Johnny juga dilakukan negara-negara besar, seperti Jerman.

Dengan memanfaatkan teknologi digital, pemerintah bantu pelaku UMKM agar bisa tingkatkan skala usahanya.

"Ternyata bukan cuma di Indonesia saja, hampir di seluruh negara ASEAN dan pada saat pertemuan dengan State Secretary Germany hal yang sama juga disampaikan. Bagaimana membantu UMKM agar bisa digitally onboarding itu untuk kita manfaatkan,” ungkapnya.

Berkaitan dengan UMKM, Johnny menekankan adanya perlindungan terhadap pelaku UMKM dalam pemanfaatan teknologi digital terutama perlindungan dari serangan siber atau cyber attack.

Menurutnya pelaku UMKM atau Small Medium Enterprises ini tentu tak punya sistem dan pembiayaan sebesar dan secanggih perusahaan teknologi global.

Oleh karena itu, memerlukan perlindungan dari sisi serangan siber.

"Regulasi dan kebijakan dari para pemimpin diperlukan untuk tidak memberikan tempat atau ruang yang nyaman bagi pelaku-pelaku kriminal siber."

"Untuk itu, perlu ada regulasi yang kuat, adopsi teknologi yang canggih termasuk di dalamnya teknologi enkripsi yang memadai, dan tersedianya talenta-talenta yang dibutuhkan baik jumlah maupun kualitasnya," tegasnya.

Johnny menyatakan serangan siber masih berlangsung terus setiap detik, setiap hari, setiap minggu, setiap bulan bahkan tahun.

Menurutnya, serangan siber tidak saja terjadi di Indonesia, ASEAN, tetapi juga terjadi di seluruh dunia.

"Di negara maju pun seperti Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Korea Selatan, banyak itu terjadi cyberattack maka seluruh pembuat kebijakan harus memastikan jangan membuka safe-haven bagi cyber-cyber kriminal ini, jangan!"

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved