Wawancara Eksklusif

Penjabat Bupati Bekasi, Dani Ramdan (1): Karena Jabatan Itu Adalah Ujian untuk Terus Naik

Kalau yang kemarin mengapa masyarakat mungkin memberikan nilai positif kepada saya, umumnya memang keberhasilan di penanggulangan Covid-19, pandemi.

Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Dedy
Warta Kota
Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan saat wawancara eksklusif dengan Warta Kota Network 

TRIBUNBEKASI.COM --- Kementerian Dalam Negeri menetapkan Dani Ramdan sebagai penjabat Bupati Bekasi untuk memimpin Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Bekasi maksimal dengan durasi satu tahun, 23 Mei lalu.

Kepala BPBD Provinsi Jawa Barat itu dilantik di Kompleks Pemkab Bekasi. Ini bukan jabatan pertama bagi Dani.

Sebelumnya ayah dua anak kelahiran Garut, Jawa Barat, 1 Desember 1970 ini pernah menjadi penjabat Bupati Bekasi selama tiga bulan (22 Juli-27 Oktober 2021).

Baca juga: Pj Bupati Bekasi Turun ke Kali Sadang Bersihkan Sampah, Warga Wanasari: Tidak Ada yang Pernah Begini

Baca juga: Kurangi Angka Pengangguran, Pj Bupati Bekasi akan Bentuk Satgas Khusus Libatkan Sejumlah Stakeholder

Pemimpin redaksi Warta Kota Domu D Ambarita berkesempatan mewancarai Dani Ramdan secara eksklusif, Selasa (31/5) lalu.

Dani secara hangat menerima kunjungan tim Warta Kota. Suami Ria Sabaria ini bahkan mengajak tim untuk makan siang bersama.

Seperti apa curahan hati Dani Ramdan usai kembali dipercaya menjadi orang nomor satu sementara di Kabupaten Bekasi? Berikut petikan wawancara seri pertama:

Kang Dani, usai dilantik Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Anda sempat mengucapkan Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Apa makna jabatan ini untuk Anda?

Ya, itu ajaran oangtua saya. Jadi setiap saya mendapatkan amanah baru, karena jabatan itu menurut orangtua saya adalah ujian. Kita ujian terus naik (bertambah) dan saya harus siap mental untuk itu. Ini periode kedua saya di Kabupaten Bekasi. Kalau yang kemarin mengapa masyarakat mungkin memberikan nilai positif kepada saya, umumnya memang keberhasilan di penanggulangan Covid-19, pandemi.

Saya masuk itu adalah kondisi PPKM darurat, Pak Bupati, beberapa Kepala Dinas juga meninggal karena itu. Lalu rumah sakit semua penuh, oksigen kurang, tenaga medis sudah kelelahan. Saya bekerja melibatkan seluruh unsur Forkopimda, satgas Covid-19 waktu itu, gempur siang-malam.

Alhasil (status) turun ke PPKM level 4, sebulan kemudian turun ke level 3, lalu sampai ke level 2. Saya pulang karena wakil bupati terpilih dilantik, masih di PPKM level 2. Seminggu setelahnya, (Kabupaten Bekasi) sudah level 1. Artinya implikasi dari pekerjaan selama 3 bulan 26 hari itu bisa mencapai level 1, dan di Jawa Barat hanya dua Kabupaten waktu itu yang bisa mencapai level 1. Pertama Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Pangandaran di mana saya juga pernah Pjs di sana. Ini tentu bukan prestasi saya pribadi semata, ada kontribusi semua pihak di sana.

Sekarang Kang Dani kembali dipercaya menjadi Pj Bupati, adakah suatu hal yang ingin diwujudkan sekarang ini?

Pada periode pertama, kondisi pemerintahan di Kabupaten Bekasi menjadi pemerintahan. Birokrasinya pada saat itu sudah banyak yang pensiun dan meninggal, baik jajaran kepala dinasnya dan pejabat seniornya. Harusnya saya bisa mengisi dalam waktu tiga bulan itu, jabatan kepala dinas, sudah ada yang hampir setahun atau beberapa bulan kosong.

Ternyata saya tidak berhasil, ya karena mungkin fokus pandeminya cukup berat, sehingga baru sebulan terakhir bisa fokus namun waktunya tidak cukup. Nah itulah yang saya kira ingin saya tuntaskan karena pincang birokrasi ini. Dan ternyata sudah tujuh bulan berlalu masih belum terisi dan malah bertambah lagi kosongnya sebab ada yang pensiun lagi. Jadi ini menjadi prioritas membenahi birokrasi.

Pemda ini kan harus bermitra dengan legislatif. Anda kiat tersendiri untuk merangkul kawan-kawan di legislatif?

Pengalaman saya 3 bulan 26 hari memberi banyak pelajaran. Untuk hal itu salah satunya juga, kenapa saya tidak berhasil untuk beberapa kegiatan karena komunikasi dengan dewan yang belum lancar. Nah sekarang, makanya pertama setelah dilantik itu, saya bertemu pimpinan dewan dan seluruh anggota. Setelah itu para pimpinan partai politik baik yang duduk di parlemen maupun yang tidak di parlemen.

Dalam hari-hari pertama, hari kedua, sudah saya lakukan dan ternyata itu menghasilkan. Jadi sifat orang Bekasi itu, di permukaan seperti kontra begitu, tapi begitu kita silaturahmi, selesai. Itu yang saya harusnya dulu saya kerjakan. Nah makanya saya kerjakan itu dan sekarang hampir seluruh kekuatan politik bersatu padu untuk menyukseskan program-program bersama. (abs/eko-bersambung)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved