Berita Bekasi
Menjelang Hari Raya Iduladha Kasus PMK di Kota Bekasi Naik, Pihak DKPP Fokus ke Pengobatan Ternak
Kasus PMK di Kota Bekasi naik, Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Bekasi Kota Bekasi fokus ke layanan pengobatan hewan ternak
Penulis: Joko Supriyanto | Editor: AC Pinkan Ulaan
"Saat ini kami fokus ke layanan kesehatan saja dulu, dari beberapa peternak hewan melaporkan ada gejala kamia fokus ke peternak dulu," katanya.
Setelah layanan kesehatan berjalan optimal dan memastikan hewan ternak di Kota Bekasi terbebas PMK, maka pada H-7 Iduladha petugas akan kembali memantau ke pedagang hewan, untuk memastikan kembali hewan yang dijual sesuai dengan syarat berkurban.
"Kami juga lagi menunggu pihak kecamatan (melaporkan) untuk dapat titik titik penjualan. Nanti kami akan langsung ke lokasi untuk memeriksa surat-suratnya sama mencheck fisik hewanya, apakah itu sehat atau tidak," ujar Herbert.
Pengetatan jalur masuk
Terkait dengan pengetatan jalur masuk hewan kurban, Herbert menyatakan pihaknya melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan dan Satpol PP, untuk melakukan pemeriksaan hewan kurban dari luar kota.
"Kami perketat alur masuk. Kemarin sudah kami undang beberapa OPD ya Dishub, Satpol untuk mencheck jika ada transportasi hewan yang masuk, terutama dari luar kota bekasi, dan surat hewannya dari mana, surat keterangan sehatnya, dan surat PMK-nya. Itu antisipasi kami," ucapnya.
Kasus di Jawa Barat
Berdasarkan data peta sebaran PMK secara nasional, untuk di Jawa Barat sendiri sudah ada 25 Kota dan Kabupaten yang terkena wabah PMK.
Bahkan hingga Rabu (15/6) sudah ada 13.492 ekor hewan ternak yang terpapar PMK, 236 di antaranya mati.
Kota/Kabupaten yang tertinggi penyebaran PMK ialah Kabupaten Bandung, dengan jumlah hewan ternak yang sakit akibat PMK sebanyak 3.737.
Ddisusul Kabupaten Garut sebanyak 2.849, dan Kabupaten Bandung Barat sebanyak 2.444 ekor hewan ternak.