Berita Bekasi

Temuan Batu Bergigi di Teluk Pucung Membuka Kemungkinan ada Pabrik Gula di Teluk Pucung pada Abad 18

Batu dengan gigi-gigi yang ditemukan di Teluk Pucung, Bekasi Utara, Kota Bekasi, diduga merupakan bagian dari alat pelumat tebu di abad 18.

Penulis: Joko Supriyanto | Editor: AC Pinkan Ulaan
TACB Kota Bekasi/Mahanizar
Batu dengan gigi-gigi yang ditemukan di pinggir jalan di Teluk Pucung, Bekasi Utara, Kota Bekasi, diduga merupakan bagian dari alat pelumat tebu yang digunakan pada abad 18. 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI SELATAN -- Teluk Pucung di Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi sedang menjadi perhatian, setelah sejumlah batu besar yang unik ditemukan di sana beberapa waktu lalu.

Salah satunya batu itu seperti memiliki gigi-gigi, menandakan batu itu sudah mendapat sentuhan manusia dan menjadi sebuah alat produksi.

Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Bekasi yang meninjau ke lokasi penemuan menduga batu itu merupakan alat untuk melumat tebu di masa lalu.

Penelitian lebih lanjut

Menyikapi temuan itu, sejarawan Bekasi, Ali Anwar, mengatakan belum dapat memastikan artefak itu secara fungsi dan kegunaan, sebab perlu penelitian untuk memastikannya.

"Belum bisa memastikan itu cagar budaya. Itu harus diteliti dulu, dari situ kami bisa memastikan itu masuk kategori apa. Tapi secara kasat mata itu salah satu komponen mesin dari pabrik gula," kata Ali Anwar, Minggu (26/6/2022).

Pria yang juga Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Bekasi itu juga menyampaikan, jika melihat sejarah yang ada, Kota Bekasi dahulu adalah rawa-rawa di abad 17.

Berjalannya waktu mulai muncul persawahan, lalu tuan tanah dan muncul pula perkebunan karet dan tebu di abad ke-18 dan 19.

"Waktu itu di Batavia dan Bekasi, di pinggir-pinggir sungai itu selalu ditanam tebu. Tebu itu kemudian diolah menjadi gula. Mengolahnya tentu dengan alat, alat itulah yang tersisa dan kini ditemukan," katanya.

Menurut Ali, Revolusi Industri di Eropa yang terjadi pada masa-masa itu melahirkan berbagai macam mesin-mesin, yang pada akhirnya diadopsi ke Indonesia.

Salahnya satunya yaitu yaitu batu penggiling tebu, sehingga Ali Anwar tak menutup kemungkinan masih ada benda serupa di area tersebut.

"Kalau balok kan mudah dicuri orang, dan kalau besi kan kemungkinan banyak diambil orang untuk dilebur. Kalau komponen batu itu sulit untuk mengangkatnya, menggunakan apa, dan suka diletakkan dilokasi itu," katanya.

Sebelum ada permukiman

Sementara itu menurut penuturan sejumlah warga, batu tersebut sudah ada sejak zaman dahulu. Jauh sebelum warga kampung datang ke tempat itu dan mendirikan bangunan rumah.

Plt Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, juga meninjau keberadaan objek tersebut pada Jumat (24/6). Dia membawa serta jajaran Dinas Bina Marga Kota Bekasi untuk mengangkat benda-benda tersebut.

Tri Adhianto mengatakan akan coba mengamankan benda tersebut untuk diteliti lebih lanjut, yang kemudian akan ditempatkan di museum cagar budaya.  

"Penemuan batu sejarah ini akan kami proses, diteliti lebih lanjut. Jika memang benar batu bersejarah, batu tersebut akan kami tempatkan di museum cagar budaya," kata Tri melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (25/6/2022).

Benda yang terbuat dari batu tersebut diduga merupakan alat yang digunakan untuk untuk melumat tebu secara tradisional.

Benda tersebut sangat mirip dengan artefak era kesultanan Banten abad ke-17, yang kala itu bagian dari kegiatan memproduksi gula oleh orang-orang Tionghoa di daerah Pecinan, Kelapa Dua.

Cara kerjanya, mesin tersebut digerakkan secara manual oleh hewan ternak, seperti mesin bajak tradisional.

Gula hasil produksinya kemudian dijual ke Batavia untuk selanjutnya diekspor ke Tiongkok dan Jepang.

Sumber: Tribun bekasi
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved