Berita lifestyle
Peran Orangtua Membantu Anak dalam Berinteraksi Sosial di Masa Transisi Pandemi Covid-19
Orangtua harus membantu anaknya melakukan interaksi sosial di masa transisi, karena interaksi sosial berperan besar dalam perkembangan anak.
Penulis: Mochammad Dipa | Editor: AC Pinkan Ulaan
TRIBUNBEKASI.COM - Meskipun pandemi Covid-19 masih berlangsung di Indonesia, namun situasinya tidak lagi segenting dulu.
Pembatasan kegiatan masyarakat pun semakin longgar sampai hari ini, salah satunya kegiatan pembelajaran di sekolah akan lebih intensif pada tahun ajaran baru besok, yang merupakan bagian dari masa transisi kembali ke kehidupan seperti sebelum pandemi.
Namun pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak 2 tahun lalu itu telah menimbulkan banyak masalah, di antaranya adalah memengaruhi emosi, mental, dan perkembangan sosial terutama kepada anak.
Anak-anak usia dini kehilangan kegiatan interaksi yang merupakan tonggak penting bagi perkembangan sosial emosionalnya.
Sekarang di masa transisi ini orangtua maupun anak mulai memiliki rutinitas baru, yakni lebih banyak berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sosial lainnya sehingga menuntut adanya upaya adaptasi.
Hal ini ternyata bukan hal sepele, karena setelah dua tahun hanya berinteraksi dalam jaringan (daring/online) tentunya ada kegagapan menghadapi temu muka
Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak, Dr dr Bernie Endyarni Medise SpA (K) MPH, mengatakan dalam webinar bertajuk Kiat Keluarga Indonesia Optimalkan Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi, Selasa (28/6), anak usia besar di sekolah atau remaja tergolong lebih mudah beradaptasi kembali dengan orang lain, karena mereka sudah memiliki pengalaman itu di masa lalu.
"Namun bagi anak dengan usia yang lebih muda lagi memang perlu upaya perkenalan lagi dengan temannya," kata dr Bernie.
Diskusi
Lebih lanjut, Bernie mengatakan bahwa penting bagi orangtua untuk memotivasi anak bersosialisasi kembali dengan orang lain.
Salah satu cara mudah yang bisa dilakukan adalah dengan mengajaknya berdiskusi.
"Ajak diskusi dan berpikir, kalau ketemu teman baru apa yang akan dilakukan. 'Wah mau sekolah lagi nih? Kalau mau ketemu teman baru gimana?' Yang penting pada anak usia sekolah ajak berteman lagi, motivasi. Kita kasih saran, tanya namanya siapa, apa yang boleh dan tidak boleh," kata dr Bernie.
Mengenalkan lingkungan sekolah
Tidak hanya itu, orangtua juga bisa mengajak anak untuk kembali mengenal situasi lingkungan sekolah.
"Persiapkan anak, ajak ke sekolahnya, kenalkan kelasnya. Ketika masuk jadi siap," kata dr Bernie.
Teladan
Untuk mengajarkan sosial emosional kepada anak, orangtua perlu memberikan contoh yang baik sebab anak suka meniru orang dewasa.
Selain itu, penting juga untuk melibatkan anak sejak dini dalam melakukan tugas-tugas sederhana.
Melibatkan anak
Selain itu mengajak anak terlibat dalam keputusan keluarga akan mendorong empati terhadap teman sebayanya, memperluas wawasan anak, dan memelihara kepekaan mereka.
"Kita juga menggunakan bed talk. Sebelum tidur dibacakan cerita, ditanya bagaimana tadi siangnya. Dengan itu akan terjadi pengembangan sosial emosional," ujarnya.
Stimulasi dan nutrisi
Menurut dr Bernie, aspek sosial dan emosional sangat penting bagi anak dalam mencapai semua aspek kehidupannya, dan membantu dalam bersaing di fase kehidupan selanjutnya, yakni dari remaja hingga lanjut usia.
“Gangguan perkembangan emosi dan sosial dapat memengaruhi terjadinya masalah kesehatan di masa dewasa, seperti gangguan kognitif, depresi, dan potensi penyakit tidak menular," ujar dr bernie.
Untuk itu, dr bernie juga mengingatkan pentingnya orangtua untuk memberikan stimulasi dan nutrisi yang tepat untuk anak.
Stimulasi harus dilakukan sesuai usia secara berulang kali, dengan tujuan untuk merangsang semua fungsi dan kemampuan anak agar berkembang optimal.
Caranya dapat melalui suara, musik, getaran, perabaan, bicara, bernyanyi, bermain, hingga memecahkan masalah.
Sedangkan pemberian nutrisi yang tepat, kata bernie, tentunya melalui makanan-makanan dengan gizi seimbang.
"Selain makanan,juga pola hidup yang lain perlu diperhatikan, seperti olahraga," ujarnya.