Berita Nasional
Hemat! Biaya Operasional Kilang Pertamina Kini Jauh Lebih Rendah Dibanding dengan Singapura
Biaya operasional kilang Pertamina jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya operasional kilang di Singapura yang mencapai US$ 7,81 per barel.
TRIBUNBEKASI.COM - Saat ini, jajaran Pertamina terus melakukan terobosan dan penghematan di berbagai lini.
Hal tersebut terbukti dari biaya operasional kilang yang alami penurunan rata-rata sekitar US$ 3,67 per barel.
Dampaknya, biaya operasional kilang Pertamina saat ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan biaya operasional kilang di Singapura yang mencapai US$ 7,81 per barel.
Keberhasilan tersebut membuat kilang Pertamina kini mampu bersaing dengan sejumlah kilang milik perusahaan energi dunia di Asia Pasifik.
Baca juga: Harga BBM Vivo Revvo 89 Lebih Murah Dibanding Pertalite Pertamina, Pengamat: Masyarakat akan Beralih
Baca juga: Pahmi Warga Karawang Mengeluh Kenaikan Harga BBM Pertamina Mendadak
Baca juga: Harga BBM Shell Hari Ini di tengah Isu Harga BBM Pertamina Naik, Shell Super Masih Rp 15.000-an
Biaya operasional kilang terendah telah dicapai dua kilang yakni Refinery Unit (RU) IV Cilacap yakni US$ 2.83 per barel dan RU III Plaju yakni US$ 2.92 per barel.
“Upaya pembangunan dan revamping kilang terus dilakukan Pertamina dan hasilnya mampu menekan operasional kilang"
"Sehingga lebih rendah dari perusahaan migas lainnya di Asia Pasifik" ujarnya Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional, Taufik Aditiyawarman dalam keterangan resminya, Minggu (11/9/2022).
Penurunan operasional kilang diperoleh dari terobosan dan penghematan yang dilakukan Pertamina, terutama dalam pengadaan minyak mentah.
Saat ini, untuk pengadaan crude Pertamina mampu bersaing di pasar global senilai US$ 69,246 per barel lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan lain yang berada di angka US$ 69,46 per barel dan satu perusahaan migas lain jauh di atas yakni US$ 71,80 per barel.
Dengan program RDMP yang terus berjalan, kilang Pertamina juga menjadi lebih fleksibel mengolah berbagai jenis minyak mentah.
Terkait hal itu, Taufik berkata rata-rata Net Cash Margin (NCM) Pertamina sangat positif, sebesar US$ 4,88 per barel.
Keberhasilan ini bahkan jauh dibandingkan dengan Malaysia Pertronas US$ 1,56 per barel.
"Upaya menekan biaya operasi salah satunya dengan penurunan biaya pembelian crude, karena porsi terbesar dalam produksi BBM adalah biaya pembelian minyak mentah yang capai 92 persen dari Biaya Pokok Produksi" ujar dia.
Apa itu Kilang Minyak
Kilang minyak merupakan fasilitas untuk mengolah atau memurnikan minyak mentah menjadi berbagai produk seperti solar, bensin, minyak tanah, avtur dan lain-lain.
Kilang minyak pada dasarnya merupakan tahap lanjutan setelah minyak mentah diekstraksi dari sumur minyak.
\Dalam industri minyak bumi, proses eksplorasi hingga ekstraksi minyak mentah biasanya disebut sektor hulu.
Sedangkan proses minyak mentah yang telah dibawa ke kilang minyak hingga berakhir kepada end-user biasa disebut sektor hilir dalam industri minyak bumi.
Dilansir dari Energy Information Administration (EIA), industri kilang minyak merupakan fasilitas industri yang kompleks dan padat modal.
Selain itu, industri ini juga disebut padat karya karena harus bekerja selama 24 jam dalam sehari, tujuh hari dalam sepekan, dan 365 hari dalam setahun.
EIA membagi proses pengilangan minyak menjadi tiga langkah dasar yakni separasi, konversi, dan treatment.
Separasi
Proses separasi ini menggunakan metode ditilasi yakni minyak mentah dimasukkan ke dalam menara distilasi yang dipanaskan dengan suhu yang ekstrem.
Akibatnya, terbentuklah beberapa fraksi yang sesuai dengan titik didihnya.
Fraksi dengan titik didih paling ringan menguap dan naik ke puncak menara distilasi.
Komponen ini kemudian mengembun kembali menjadi cairan.
Fraksi dengan titik didih sedang berada di tengah menara distilasi.
Sedangkan fraksi dengan titik didih lebih tinggi terpisah di bagian bawah menara distilasi dan fraksi dengan titik didih paling tinggi mengendap di bagian bawah menara distilasi.
Hasil proses distilasi minyak bumi seperti bensin, minyak tanah, avtur, solar, pelumas (oli), lilin, parafin, malam, dan aspal.
Konversi
Dalam proses konversi, fraksi dengan titik didih sedang hingga tinggi dari proses distilasi diproses lebih lanjut jadi produk yang lebih ringan dan bernilai lebih tinggi.
Metode konversi yang paling banyak digunakan disebut cracking.
Karena menggunakan panas, tekanan, katalis, dan terkadang hidrogen untuk memecahkan molekul hidrokarbon berat menjadi molekul yang lebih ringan.
Contoh cracking ada pada minyak solar atau minyak tanah yang diubah menjadi bensin. Selain itu ada metode konversi bernama reforming.
Reforming berguna mengubah bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik menjadi bensin yang bermutu lebih baik.
Ada juga metode konversi lain yakni alkilasi.
Metode ini menambah jumlah atom dalam suatu molekul menjadi molekul yang lebih panjang dan bercabang.
Tujuan alkilasi adalah memperoleh produk alkilat dengan angka oktan tinggi.
Treatment
Proses treatment seringkali disebut sebagai proses pemberian sentuhan akhir dalam pengilangan minyak.
Tingkat oktan, peringkat tekanan uap, dan pertimbangan khusus lainnya menentukan campuran bahan bakar minyak dalam proses ini.
Selain itu, proses treatment juga memurnikan bahan bakar minyak yang telah jadi dengan cara mengeliminasi atau menghilangkan bahan pengotornya.
Sensitif terhadap harga minyak mentah
Bisnis pengilangan minyak sangat sensitif terhadap harga minyak mentah.
Jika harga minyak mentah tinggi, bisnis pengilangan minyak bisa merugi karena end-user juga sensitif terhadap kenaikan bahan bakar minyak.
Namun jika harga minyak mentah turun, bisnis ini bisa meraup lebih banyak keuntungan sebagaimana dilansir dari Investopedia.
Satu hal yang disepakati oleh perusahaan pengilangan minyak adalah mereka menginginkan lebih jaringan pipa untuk pendistribusian bahan bakar minyak.
Perusahaan pengilangan minyak menginginkan lebih banyak jaringan pipa guna menekan biaya pengangkutan minyak dengan truk, tanker, atau kereta api.
Meski investasi untuk jaringan pipa dinilai sangat tinggi, biaya operasional distribusi minyak dengan pipa bisa dibilang jauh lebih hemat daripada menggunakan truk, tanker, atau kereta api.
Keamanan kilang minyak
Kilang minyak kadang bisa menjadi tempat kerja yang berbahaya.
Misalnya, pada 2005 terjadi kecelakaan di kilang minyak Texas City milik BP.
Menurut Badan Keamanan Kimia AS, serangkaian ledakan terjadi selama memulai kembali unit isomerisasi hidrokarbon.
(TribunBekasi.com/BAS//Kompas.com/Danur Lambang Pristiandaru)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Inspirasi Energi: Apa Itu Kilang Minyak? Ini Penjelasannya"