Berita Nasional

Sebut Gejolak Ekonomi Global Hambat Pemulihan dan Tingkat Rentan Utang Tinggi, Sri Mulyani: Risiko

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan perekonomian global saat ini alami berbagai guncangan dan tantangan.

Editor: Panji Baskhara
Tribunnews.com
Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan perekonomian global saat ini alami berbagai guncangan dan tantangan. Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani. 

TRIBUNBEKASI.COM - Negara Indonesia dan negara lainnya akan menghadapi tantangan global berkepanjangan.

Dimana, tantangan global berkepanjangan ini berdampak meningkatnya kerentanan utang.

Bahkan, menghambat jalan menuju pemulihan, terutama negara-negara berpenghasilan rendah dan berkembang.

Hal itu dikatakan Menteri Keuangan RI (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, dalam Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral di Washington, Amerika Serikat, Kamis (13/10/2022).

Baca juga: Anggaran Subsidi dan Kompensasi Energi Membengkak Rp 698 Triliun, Sri Mulyani Ungkap Dampak Buruknya

Baca juga: Sebut Pensiun PNS Bikin Beban Negara, Anggota Komisi XI DPR Minta Sri Mulyani Tidak Membuat Gaduh

Baca juga: Bantuan Pengalihan Subsidi BBM Dinilai Menkeu Sri Mulyani Bisa Meringankan Beban Masyarakat Miskin

Sri Mulyani menjelaskan, perekonomian global saat ini mengalami berbagai guncangan dan tantangan.

Inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dan persisten, kondisi keuangan yang semakin ketat, perang Rusia-Ukraina, pandemi Covid-19 yang berkepanjangan, dan ketidaksesuaian penawaran-permintaan semakin perlambat prospek ekonomi global.

Meningkatnya kekhawatiran tentang harga pangan dan energi mengakibatkan tekanan biaya hidup di banyak negara, yang ikut serta menambah tekanan inflasi.

Selain itu, cuaca ekstrem akibat perubahan iklim menimbulkan risiko penurunan terhadap prospek ekonomi global, dan kenaikan harga energi juga menghambat jalan menuju transisi hijau.

"Kita sekarang menghadapi risiko yang terus meningkat dan Inflasi tinggi, kita berupaya menutup kerawanan energi dan pangan atau risiko krisis iklim dan geopolitik."

"Banyak negara maju dan berkembang menaikkan suku bunga mereka secara signifikan, dengan ini menciptakan risiko limpahan di seluruh dunia" ucap Sri Mulyani.

"Perang mengubah harga komoditas serta meningkatkan atau menciptakan inflasi global. Kemudian diikuti dengan kenaikan suku bunga dan pengetatan likuiditas,"

"Tentunya menimbulkan risiko sangat besar bagi negara yang sudah dalam debt distress ini bukan hanya untuk negara berpenghasilan rendah tapi juga negara berpenghasilan menengah dan bahkan negara maju" sambungnya.

Menkeu Sri Mulyani Indrawati: tantangan global yang berkepanjangan menyebabkan meningkatnya kerentanan utang dan menghambat jalan menuju pemulihan, terutama negara-negara berpenghasilan rendah dan berkembang. (Foto: Humas Setkab/Rahmat)

 

Sri Mulyani akui, sejalan dengan tantangan ekonomi global saat ini, anggota G20 menegaskan kembali komitmen mereka terhadap kebijakan yang terkalibrasi, terencana, dan dikomunikasikan dengan baik, untuk mendukung pemulihan berkelanjutan.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved