Sidang Ferdy Sambo
Sidang Ferdy Sambo, Suami Putri Candrawathi Teriaki Bharada E: Woy! Kau Tembak! Kau Tembak Cepat!
Ferdy Sambo perintahkan Bharada E menembak mati Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dengan cara berteriak keras.
Setelah itu, Ferdy Sambo juga ikut menembak Brigadir J sebanyak satu kali untuk memastikan Brigadir J meninggal dunia.
"Kemudian terdakwa Ferdy Sambo menghampiri korban Nofriansyah Yosua Hutabarat yang tergeletak di dekat tangga depan kamar mandi dalam keadaan tertelungkup masih bergerak-gerak kesakitan, lalu untuk memastikan benar-benar tidak bemyawa lagi terdakwa Ferdy Sambo yang sudah memakai sarung tangan hitam menggenggam senjata api dan menembak sebanyak satu kali mengenai tepat kepala bagian belakang sisi kiri korban Nofriansyah Yosua Hutabarat hingga korban meninggal dunia," ucapnya.
Ferdy Sambo sempat meminta Bripka RR Tembak Brigadir J
Jaksa penuntut umum (JPU) mengatakan Ferdy Sambo sempat meminta Bripka RR atau Ricky Rizal untuk menembak sebelum menyuruh Bharada Richard Eliezer mengeksekusi Brigadir J.
Awalnya menurut jaksa, Ferdy Sambo sempat meminta Ricky Rizal untuk menceritakan kejadian di Magelang, Jawa Tengah.
"Ada apa di Magelang?" kata jaksa menirukan percakapan Ferdy Sambo ke Ricky Rizal di lantai tiga rumah rumah pribadinya, di Jalan Saguling 3, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada (8/7/2022).
Namun, saat itu Ricky Rizal mengaku tak mengetahui peristiwa di Magelang.
Ferdy Sambo pun mengatakan kepada Ricky Rizal bahwa istrinya, Putri Candrawathi telah dilecehkan Yosua.
"Ibu sudah dilecehkan oleh Yosua," ujar Ferdy Sambo.
Saat itupun, Ferdy Sambo meminta kesediaan Ricky Rizal untuk mengeksekusi Brigadir J.
"Kamu berani enggak tembak dia (Yosua)?" ucap Ferdy Sambo.
Terhadap perintah itu, Ricky Rizal mengatakan dirinya tak memiliki mental yang kuat untuk menembak Brigadir J.
"Tidak berani Pak karena saya enggak kuat mentalnya Pak," ungkap Ricky Rizal.
FS Sempat Menahan Diri Sebelum Membunuh Brigadir J
Jaksa Penuntut Umum (JPU) mengatakan, terdakwa Ferdy Sambo sempat menenangkan diri sebelum akhirnya menyusun strategi pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J.