Berita Jakarta
UPDATE Kasus Gagal Ginjal Akut di Jakarta: 142 Kasus 70 Meninggal 50 Sembuh, Tak Semua Warga Jakarta
Sampai Minggu (30/10/2022) terdapat 142 kasus gagal ginjal akut di DKI Jakarta, namun tidak semua pasien warga DKI.
Penulis: Leonardus Wical Zelena Arga | Editor: AC Pinkan Ulaan
TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA PUSAT - Sebanyak 70 pasien gagal ginjal akut yang menyerang anak yang dirawat di DKI Jakarta meninggal dunia.
Demikian dilaporkan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta tentang perkembangan kasus gagal ginjal akut yang menyerang anak di Ibu Kota.
"Per kemarin Minggu (30/10) terdapat 142 kasus pasien gagal ginjal akut misterius," ujar Kepala Dinkes DKI Jakarta, Widyastuti, saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, Senin (31/10).
Widyastuti menjelaskan, dari angka tersebut, sebanyak 70 pasien telah meninggal, 50 orang sembuh, dan 22 anak-anak sedang dalam perawatan.
Dia mengatakan bahwa data tersebut akan selalu diperbaharui setiap sore hari.
Dari luar Jakarta
Widyastuti pun kembali menegaskan bahwa jumlah pasien itu tidak sepenuhnya berdomisili di DKI Jakarta.
"Ada pasien dari luar Jakarta yang kebetulan berobat di sini. Lalu track record mereka ya tercatat di fasilitas kesehatan Jakarta pastinya," kataWidyastuti.
Kemudian, Widyastuti menginformasikan bahwa perolehan data-data itu adalah dari hasil hospitality record review.
"Artinya, tim secara aktif (mengumpulkan data) dari Dinas Kesehatan bersama seluruh rumah sakit maupun puskesmas yang ada di DKI Jakarta, mencari ke belakang data-data sejak Bulan Januari 2022," ucap Widyastuti.
Karena itu, imbuhnya, apabila terjadi penambahan jumlah kasus, pihaknya akan melihat waktu terjadi tambahan itu.
"Jadi mungkin ada peristiwa lalu yang belum sempat dilaporkan, karena dulu mungkin belum tahu bahwa ini adalah suatu gangguan gagal ginjal akut pada anak," ujar Widyastuti.
Lebih lanjut, Widyastuti menginformasikan penambahan jumlah kasus terbanyak terjadi pada di Agustus, September, dan Oktober 2022.
Cleaning data
Widyastuti juga memaparkan bahwa pihaknya telah melakukan cleaning data dari masing-masing fasilitas kesehatan (rumah sakit dan/atau puskesmas) di DKI Jakarta.
Cleaning data yang dimaksud adalah laporan dari fasilitas kesehatan diverifikasi oleh Dinkes DKI Jakarta, lalu ditetapkan diagnosanya sesuai dengan edaran.
"Jadi bisa saja datanya itu fluktuatif karena merujuk kepada data dari masa lalu, bukan dari data yang saat ini kejadian," kata Widyastuti.
Gejala gagal ginjal
Sementara itu, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama menjelaskan beberapa gejala gangguan ginjal akut misterius yang saat ini sedang ramai dibicarakan.
Hal tersebut disampaikannya dalam webinar berkaitan dengan gagal ginjal akut misterius.
"Gejala yang timbul pertama biasanya adalah demam dan batuk serta pilek pada anak yang berlangsung selama tiga hari berturut-turut," ujar Ngabila pada Sabtu (22/10/2022).
Selanjutnya gejala yang muncul adalah diare saat buang air besar dan muntah setelah makan.
Dia juga menjelaskan beberapa gejala lanjutan yang masuk kategori penyakit gagal ginjal akut.
Gejala lanjutan yang Ngabila sampaikan adalah jumlah urin dan frekuensi buang air kecil berkurang.
"Lalu terjadi pembengkakan di badan, dan perlahan kesadaran menurun," kata Ngabila.
Sesak napas juga diinformasikan Ngabila sebagai gejala lanjutan penyakit gagal ginjal akut.
Dia menegaskan, apabila mengalami berbagai macam gejala tersebut, masyarakat diimbau untuk segera datang ke layanan kesehatan terdekat seperti puskemas dan rumah sakit supaya segera mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Mencegah sakit
Ngabila juga menjelaskan beberapa hal yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah penyakit gangguan ginjal.
Berikut langkah sebagai bentuk pencegahan penyakit gangguan ginjal:
1. Mencukupi kebutuhan cairan harian.
2. Mengonsumsi makanan lengkap dan gizi seimbang.
3. Menerapkan pola hidup sehat seperti berolahraga.
4. Menghindari konsumsi obat-obatan keras terbatas tanpa resep dokter. (m36)