Berita Bekasi
TPA Burangkeng Penuh, Bank Sampah di Masyarakat akan Membantu Mengurangi Beban TPA Burangkeng
Lahan TPA Burangkeng sudah tak cukup lagi menampung sampah warga Kabupaten Bekasi.
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: AC Pinkan Ulaan
TRIBUNBEKASI.COM, SETU -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi saat ini tengah memperbaiki sistem pengelolaan sampah di TPA Burangkeng.
Meski memiliki lahan seluas 9 hektar, namun 4 zona pembuangan yang tersedia sudah tak cukup menampung sampah-sampah dari warga di Kabupaten Bekasi.
Kasubbag TU TPA Burangkeng, Puji Hari Prianto, mengatakan bahwa akibat terlalu dipaksakan, sampah-sampah yang ditumpuk dengan sistem terasering tersebut longsor.
Beberapa zona bahkan tingginya telah mencapai 35 meter, dengan lapisan paling bawah memiliki luas 2-3 hektar.
"Permasalahannya adalah tumpukan tersebut sudah tak mungkin lagi kami buat lebih tinggi, karena pondasi di bawahnya juga tidak terlalu luas. Kalau dipaksakan pun nanti akan longsor lagi," ucap Puji saat ditemui di lokasi, Kamis (3/11).
Tambah lahan
Sebagai langkah awal mengatasi masalah ini, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan penambahan lahan seluas 2,2 hektar. Prosesnya sendiri kini masih dalam tahap pengukuran.
"Hari ini kami mendampingi BPN untuk mengukur tanah masyarakat yang terkena imbas pelebaran lahan TPA. Masih diukur, kami berharap prosesnya segera selesai," tuturnya.
Bank sampah
Sementara itu, Puji berharap agar masyarakat bisa mengelola bank sampah di lingkungannya, seperti yang diinstruksikan oleh Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan.
Pasalnya, keberadaan Bank Sampah sangat berperan dalam mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA Burangkeng.
"Bank sampah ini sangat kami harapkan untuk diperbanyak di lingkungan perumahan. Karena dalam sehari saja, ada 600-800 ton sampah yang dibuang ke TPA Burangkeng," kata Puji.
Terlebih lagi, sampah-sampah non-organik yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat bisa bernilai ekonomis, sehingga bisa bermanfaat bagi mereka sendiri.
"Sampah-sampah seperti botol plastik dan barang bekas sebenarnya sayang kalau langsung dibuang tanpa dipilah terlebih dahulu. Karena kalau dikelola, punya nilai manfaat dari segi ekonomis. Bisa dijual lagi atau dijadikan prakarya," tandasnya.