Berita Karawang
Nilai Investasi di Karawang tertinggi di Jawa Barat tapi Serapan Tenaga Kerja Rendah, ini sebabnya
Investasi yang masuk ke Karawang besar namun tidak dibarengi dengan serapan tenaga kerja yang tinggi pula. Ini penyebabnya.
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: AC Pinkan Ulaan
TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG --- Realisasi investasi Kabupaten Karawang menjadi tertinggi se-Jawa Barat pada triwulan ketiga tahun 2022.
Karawang di urutan pertama dengan nilai investasi sebesar Rp 10,4 triliun, disusul Kabupaten Bekasi Rp 7,85 triliun, dan Kabupaten Bogor Rp 4,92 triliun.
Akan tetapi tingginya investasi di Karawang tidak dibarengi dengan penyerapan tenaga kerja yang sepadan.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Karawang, Eka Sanatha, menjelaskan bahwa penyebab serapan tenaga kerja rendah karena investasi yang masuk didominasi sektor padat modal, bukan padat karya.
Artinya, nilai investasi tinggi akan tetapi menggunakan tenaga kerja yang sedikit.
"Ya karena yang banyak masuk investasi itu padat modal, industri menggunakan teknologi dengan tenaga kerja yang digunakan sedikit. Berbeda dengan padat karya," kata Eka pada Jumat (4/11).
Otomotif
Padat modal, kata Eka, seperti industri otomotif, kendaraan listrik, yang menjadi penyumbang terbesar bagi investasi di Karawang.
Dari total capaian investasi yang masuk ke Karawang sejak Januari sampai September 2022 sebesar Rp 25 triliun, hanya menyerap 7.956 tenaga kerja.
"Investasi penanaman modal dalam negeri menyerap 1.320 tenaga kerja, sedangkan penanaman modal asing menyerap 6.636 tenaga kerja," katanya.
Eka menambahkan, investasi padat karya, seperti industri tekstil, sangat minim masuk ke Karawang.
Hanya menyumbang sekitar Rp350 miliar pada triwulan ketiga.
Berbeda dengan padat modal, seperti industri kendaraan bermotor dan alat transportasi, memasukkan investasi sebesar Rp 2 triliun.
IKM
"Banyak faktor minim investasi padat karya, salah satunya karena tingginya upah di Karawang dan juga harga lahan kawasan industri yang tinggi," kata Eka.
Untuk itu, sambung Eka yang juga Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan, pihaknya akan berupaya mengembangkan industri kecil menengah (IKM) yang dapat mendukung industri besar.
"Misal IKM ini menyumbang pentil kendaraan atau sebagainya. Dan ini sudah barang tentu dapat menyerap tenaga kerja," tandasnya.