Berita Jakarta

Satu Keluarga Tewas di Citra Garden Tetap Misterius, Dugaan Pengikut Sekte Dibantah Polisi

Masyarakat menduga satu keluarga yang tewas di perumahan Citra Garden Extension adalah pengikut sekte. Namun ii jawaban polisi.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Nuriyatul Hikmah
Tim Laboratorium Forensik membawa sejumlah benda dari rumah AC5 Nomor 7 Perumahan Citra Garden Extension 1, Minggu (13/11/2022), untuk diperiksa di laboratorium. 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA – Latar belakang tewasnya satu keluarga dalam satu rumah di Perumahan Citra Garden Extension Blok AC5 Nomor 7 masih menjadi misteri.

Pasalnya satu keluarga itu meninggal dunia karena dehidrasi dan kelaparan akibat tidak ada cairan dan makanan yang masuk selama berhari-hari.

Namun mereka meninggal di dalam sebuah rumah yang bagus dengan fasilitas cukup lengkap, sehingga mustahil tak memiliki uang untuk membeli makanan dan minuman.

 

Maka tak mengherankan bila banyak orang menduga keluarga ini sengaja melaparkan diri, dan berujung kepada kematian

Pertanyaan besar ini juga yang membuat polisi kembali melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), Minggu (13/11).

Buku beraksara Mandarin

Dalam olah TKP polisi menemukan beberapa buku dan kalender beraksara Mandarin, dan membawanya untuk penyelidikan.

Penemuan tersebut mengundang pertanyan publik yang menonton kegiatan olah TKP dari luar, soal kemungkinan keluarga itu anggota sekte tertentu, atau menganut sebuah kepercayaan.

Namun hal itu langsung ditampik Kepala Unit (Kanit) Kriminal Umum Polres Metro Jakarta Barat, AKP Avrilendy, saat dihubungi padaSenin (14/11) malam.

"Eggak ada sekte-sekte-an. Buku-buku ada, tapi engggak ada sekte. Masih dipelajari, ini buku biasa," ujar Avril.

Diperiksa Labfor

Selain buku, kata Avril, pihaknya juga mengecek dan mempelajari temuan barang-barang yang ada di sekitar rumah tersebut.

Termasuk temuan bedak bayi di kamar dan kapur barus.

"Bedak bayi ya di kamar. Enggak dicecerkan ke tubuh mayat," kata Avril.

"Kalau kapur barus, ada beberapa. Ya, itu kan biasa, kayak di lemari rumah dikasih kamper. Ada temuan itu memang, tapi kami masih pelajari," lanjutnya.

Avril juga menyampaikan, beberapa temuan barang masih diperiksa di laboratorium, dan hasilnya belum keluar.

Beberapa benda lain yang dibawa polisi, seperti struk atau bon hutang, ponsel korban, serta temuan lilin, belum terbukti memiliki korelasi dengan penyebab kematian keluarga tersebut.

"Ada temuan lilin tapi ya sudah dipakai. Saya lupa jumlahnya, tapi biasa lah itu kan untuk antisipasi mati lampu," kata Avril.

Sementara terkait struk, bon, dan surat wasiat, Avril menyatakan pihaknya tidak menemukan hal tersebut saat olah TKP.

"Belum ada yang kami temukan seperti itu (struk dan surat wasiat), belum ada," ucapnya.

Avril menjelaskan, temuan barang-barang saat olah TKP akan dikumpulkan, didata, serta dipilah, mana saja yang berhubungan dengan kasus ini.

Menjauhkan diri

Dugaan publik soal sekte itu juga muncul karena keluarga ini menutup diri, bahkan dengan keluarga besarnya sendiri.

Menurut keterangan pihak keluarga, saudara mereka menjauhkan diri dari keluarga besar dan tak pernah berhubungan lagi dalam kurun setahun terakhir.

Sebagai informasi, empat mayat ditemukan dalam satu rumah Blok AC5 Nomor 7 di Perumahan Citra Garden Extension, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (10/11) sekira pukul 18.30.

 

Diketahui keempat mayat tersebut merupakan satu keluarga, yakni pasangan suami istri lansia, anaknya yang berusia sekitar 40 tahun, dan saudara ipar pasutri lansia.

Kapolsektro Kalideres, AKP Syafri Wasdar, mengatakan sanak keluarga dari keempat penghuni yang tewas tengah memeriksa kondisi keempat mayat itu.

"Hari ini datang kemari untuk memberikan keterangan atas kejadian yang ada di Kalideres adik kandung dari korban," kata Syafri kepada wartawan di Mapolsektri Kalideres, Sabtu (12/11).

Terakhir komunikasi

"Mereka menyampaikan bahwa keluarga ini menjauhkan diri dari keluarga inti, di mana dia berkomunikasi terakhir lebih dari satu tahun lalu via telepon" ujar Syafri.

Kemudian, untuk bertemu dengan keluarga korban, terakhir kurang lebih 5 tahun lalu.

"Untuk bertemu lebih dari 5 tahun lalu, dan itu hanya sebatas mengucapkan selamat ulang tahun," ujar Syafri.

Para tetangga keluarga itu, serta petugas pengamanan perumahan (Satpam) Citra Garden Extension juga menyatakan mereka memang tak tahu banyak kehidupan penghuni rumah di Blok AC5 Nomor 7 itu, karena semasa hidupnya mereka sangat tertutup dan jarang bergaul.

Bahkan Darso (52), salah satu satpam yang kerap berpatroli di blok tersebut, mengatakan rumah korban selalu tertutup rapat.

Para penghuni rumah itu juga tertutup dan jarang bergaul dengan tetangga, Sehingga, kata Darso, dirinya tidak tahu sama seali tentang penghuni rumah tersebut, baik pekerjaan, maupun nama mereka.

"Lihat saja pagarnya kan tinggi banget, jadi enggak kelihatan dari luar," kata Darso pada Jumat (11/11).

"Padahal kami patroli terus tiap hari, tapi enggak kenal orang tersebut karena selalu tertutup," katanya.

Hal yang sama juga diutarakan seorang warga, Utomo (57).

"Jadi sosoknya itu abu-abu, kami enggak ada yang tahu karena tertutup, kurang bermasyarakat, kurang bergaul, enggak pernah menyapa atau menegur," ujar Utomo.

Listrik diputus

Bahkan, kata Utomo, saat petugas Pembangkit Listrik Negara (PLN) datang, petugas tersebut kerap tak menyadari di dalam rumah ada orang.

Menurut Utomo, aliran listrik rumah itu sudah diputus oleh PLN sekitar satu minggu yang lalu, dan baru dipasang kembali ketika 4 jenazah akan dibawa petugas pada Kamis (10/11) malam.

"Sudah diputus oleh PLN, mungkin karena enggak pernah bayar," kata Utomo. (M40)

Baca berita Tribunbekasi.com lainnya di Google News

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved