Piala Dunia 2022

Piala Dunia 2022: Lili dan Ani bisa Sekolahkan Anak ke Inggris Berkat Berjualan Tahu di Qatar

Lili Sutarli Momo dan istrinya, Ani Susanti, pemilik restoran Indonesia Tofu and Cake di Qatar.

Penulis: Eko Priyono | Editor: AC Pinkan Ulaan
Warta Kota/Eko Priyono
Lili Sutarli Momo dan istrinya, Ani Susanti, pemilik restoran Indonesia Tofu and Cake di Qatar. Analis kimia yang meraih kesuksesan di rantau karena berjualan tahu, 

TRIBUNBEKASI.COM, DOHA -- Bertemu sesama warga negara Indonesia saat berada di luar negeri, rasanya sangat menyenangkan.

Maka, ketika jurnalis Warta Kota yang sedang meliput Piala Dunia 2022 Qatar, Eko Priyono, bertemu pasangan suami istri asal Indonesia di Souq Waqif, sebuah pasar tradisional di Doha, Qatar, hatinya pun menjadi riang,

Pasangan suami istri itu adalah Lili Sutarli Momo dan istrinya, Ani Susanti.

Mereka adalah pemilik restorang bernama Tofu and Cake, yang berlokasi di Souq Waqif.

Lelaki kelahiran Ciamis, 19 Januari 1977 itu mengungkapkan alasannya membuka restoran yang menyajikan penganan tahu, yakni karena ayahnya adalah pedagang tahu keliling.

Karena itu Lili sudah akrab dengan tahu sejak kecil, sehingga pegetahuan mengolah tahu dia manfaatkan menjadi bisnis di Doha.

Sekolah di Inggris

Berkat bisnis tersebut dia bisa menyekolahkan anak pertamanya kuliah S2 di Leicester University, Inggris.

Anak keduanya sedang menyelesaikan program S1 di Qatar, dan anak ketiga dan keempat masih sekolah jenjang SMA dan SD di Qatar.

Dari berjualan tahu ini, Lili dan Ani bisa membeli beberapa bidang lahan di Indonesia, lalu memiliki bisnis indekost, beberapa rumah yang dikontrakkan, dan bisnis wahana bermain air Waterboom di Cilawu, Garut, Jawa Barat.

Ayah Lili, almarhum Momo Carma Hadid, adalah pembuat tahu di Jakarta, dan menjajakan produknya sendiri menggunakan sepeda di wilayah Utankayu, Jakarta Timur.

"Perjuangan ayah dulu memang luar biasa, gigih, keliling naik sepeda jualan tahu," kata Lili, Rabu (23/11).

Analis kimia

Sampai dirinya remaja, Lili tidak pernah membayangkan akan meneruskan usaha ayahnya sebagai pengusaha, terlebih di bidang tahu.

Ketika itu dirinya belum tertarik berbisnis, apalagi berjualan tahu, karena dia lebih tertarik mendalami ilmu analis kimia.

Maka tak mengherankan bila perjalanan Lili dan Ani sampai kepada kesuksesan ini sangat panjang.

Sebagai seorang analis kimia, Lili sempat bekerja di bidang yang sesuai dengan studinya, di PT Seni yang berlokasi di Cilegon, Banten.

Dia bekerja sebagai analis kimia yang berkutat di laboratorium selama 4 tahun.

Tawaran ke Qatar

Kemudian ada tawaran melebarkan sayap sebagai ahli analis kimia di Qatar, dan kesempatan itu langsung diambilnya.

Untuk bisa beranngkat ke Qatar, Lili harus mengikuti seleksi ketat dan bersaing dengan 124 orang.

Hanya 8 orang yang bisa lolos, dan Lili termasuk kedelapan orang itu.

"Di interview 8 orang keterima ke Qatar Petro Chemical tahun 2002 bulan Agustus, termasuk saya," kata Lili.

Setelah bekerja selama bulan di Qatar, Lili memutuskan memboyong seluruh keluarganya ke Qatar.

Ketikan itu Ani Susanti dan dua anaknya, Muhammad Nurhilman dan Kamila Mujahadah, masih tinggal di Cilegon.

Pada tahun 2003 Ani dan dua anaknya menyusul Lili ke Doha, dan melepaskan pekerjaannya sebagai analis kimia di Serang, Banten.

Awal tiba di Qatar, Ani lebih fokus menjadi ibu rumah tangga.

Rindu tahu

Orangtua Lili kadang juga mengunjungi anaknya di Doha, dan bisa tinggal dalam waktu lama.

Sang ayah, Momo, kadang rindu dengan masakan Indonesia, sehingga berinisiatif memasak untuk mengobati kerinduannya.

Ilmu membuat tahu dipraktikannya kembali demi menyantap tahu, karena di Qatar ketika itu tak ada yang menjual tahu.

"Tidak ada yang jual tahu, akhirnya Bapak mencoba membuat tahu menggunakan bahan kacang kedelai," ujar Lili.

Setelah tahu buatan Momo matang, Lili langsung membagikannya secara gratis kepada para tetangg.

Di luar dugannya, ternyata tetangganya sangat menyukai masakan tahu tersebut.

Ketika Momo tidak membuat tahu selama beberapa hari, para tetangga meminta keluarga Lili untuk membuat tahu lagi.

Tidak hanya itu, para tetangga juga menganjurkan keluarga Lili menjual makanan tersebut di lingkungan tempat tinggal mereka.

"Kata warga sekitar makanannya enak, sampai mereka rela ingin membayar makanan tahu itu untuk saya buat lagi," kata Lili.

Hal tersebut lantas mememunculkan ide dan keberanian di benak Lili, untuk memulai bisnis tahu.

Dia memanfaatkan dapur rumahnya sebagai tempat industri.

Buka cabang

Seiring berjalannya waktu, Lili memberanikan diri membuat rumah makan dalam konsep mini, di wilayah Doha.

Rumah makannya khusus menyajikan penganan dari tahu, sehingga nama restorannya adalah Tofu and Cake.

Empat tahun berlalu, tepatnya pada tahun 2015, Lili dan Ani memutuskan membuka cabang Tofu and Cake di Marwah Village

Selang 4 tahun kemudian, atau tahun 2019, Lili memutuskan untuk membuka cabang ke-2 di Pasar Tradisional Souq Waqif, Doha, Qatar.

Untuk bisa sampai ke titik memiliki tiga restoran, menurut Lili, harus melewati fase asam dan garam yang terbilang berat.

Di antaranya mengenai biaya membangun 3 restoran itu.

Untuk restoran pertama dia menghabiskan total dana sekitar 400.000 riyal Qatar hingga 500.000 riyal.

Saat itu, nilai konversi 1 Riyal adalah Rp 2.500, sehingga biaya yang dikeluarkan antara Rp1 miliar sampaiRp1,25 miliar.

Aturan pemerintah

Selain biaya, dia juga harus mengikuti standar kebersihan dan keselamatan tempat usaha di Qatar.

Di antaranya harus memiliki karyawan, hingga merombak tata ruang bangunan sesuai aturan wajib Pemerintah setempat.

"Kami harus nego sama orang itu, ahli kontrak. Waktu saya beli 96.000 Riyal sudah termasuk di dalamnya. Lalu kami membangun tempatnya sekitar 400.000 Riyal. Lalu kami mendatangkan karyawan dari Indonesia kan juga bujetnya tidak sedikit," ujar Lili.

Kebijakan tersebut rupanya wajib, karena Pemerintah Qatar tidak akan memberikan izin tempat usaha apabila pengusaha belum memiliki karyawan, dan ruang dapur tidak memiliki fasilitas penampung limbah.

Bahkan ada ancaman hukuman bagi yang tidak menjalankan kewajiban itu.

Hukuman tersebut bisa berupa larangan berdagang, hingga penutupan tempat, tidak diberikan akses berjualan.

Menu

Restoran Tofu and Cake memiliki desain interior ala Timur Tengah.

Namun makanan yang disajikan di Resto Tofu and Cake ini 100 persen kuliner Indonesia.

Untuk rasanya, pengunjung tak perlu khawatir rasanya akan berbeda dari rasa aslinya.

Sebab Lili mendatangkan koki langsung dari Indonesia.

Tentu, sebelum datang ke Qatar, koki tersebut telah melewati proses pelatihan memasak di Tanah Air, baru diperbolehkan untuk bertugas.

"Ketika sampai di Qatar, koki tersebut kami training kembali untuk belajar membuat racikan khusus menu kami," kata Lili.

Jenis penganan di restoran ini pun beragam, mulai dari Karedok, Rendang Padang, Gado-Gado, Batagor Bandung, dan Siomay.

Ada pula Empek-empek Palembang, Lupis, dan Pisang Molen.

Menariknya, restoran ini memiliki keunggulan khusus dalam penyajian menunya, yaitu selalu menyertakan tahu dan tempe di setiap masakan.

Tahu yang disajikan pun juga sepenuhnya dibuat sendiri

Menyajikan tahu membuat Tofu and Cake berbeda dari tempat makan lainnya di Qatar.

"Dengan bermodalkan ilmu dari ayah seorang tukang tahu, lalu saya memulai mengolah kedelai dan juga cuka, lalu kami blender dan kami bikin tahu ini," kata Lili.

Terjangkau

Harga menu makan di Tofu and Cake mulai dari yang murah sampai mahal.

Mulai dari yang termurah 2 riyal, atau Rp8.000, dan paling termahal 35 riyal, atau Rp143.500.

Selain di Souq Waqif, Tofu and Cake juga bisa ditemukan di wilayah Al Mumtazah, Doha, dan Al Marwah Village.

Restoran buka sejak pukul 09.00 hingga pukul 21.00 waktu setempat.

Piala Dunia 2022

Berkaitan Piala Dunia 2022 Qatar, Tofu and Cake juga ikut memeriahkan dengan memasang bendera seluruh negara peserta kompetisi yang berukuran kecil.

Tidak hanya itu, tepat di bagian ruang meja duduk, pengunjung juga bisa menyaksikan siaran langsung pertandingan Piala Dunia 2022 melalui televisi berukuran lebih kurang 42 inch.

Rupanya merupakan kebijakan baru dari pemerintah setempat bahwa seluruh tempat usaha di wilayah Qatar wajib meramaikan Piala Dunia 2022.

"Untuk ornamen hiasan Piala Dunia itu wajib, diarahkan dari pemerintah harus meramaikan," kata Lili.

Berkaitan dengan tata ruang, pengunjung dapat memilih tempat untuk bersantap secara bebas. Bisa di duduk di bangku atau lesehan.

Baca berita Tribunbekasi.com lainnya di Google News

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved