Bencana alam
Gempa Bumi Cianjur: Ujang Mulyana Teringat Awan Gelap yang menyelimuti Desanya Sebelum Gempa Bumi
Ujang Mulyana tidak bisa melupakan suasana hari Senin (21/11/2022), hari di mana a gempa bumi Cianjur terjadi.
Penulis: Cahya Nugraha | Editor: AC Pinkan Ulaan
TRIBUNBEKASI.COM, CIANJUR- Cuaca di Kampung Sarampad, Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, tidak seperti biasanya di hari Senin (21/11).
Langit tampak gelap akibat mendung yang mengganting di langit. Ditambah lagi angin kencang.
Namun warga Kampung Sarampad, kata Ujang Mulayan, warga setempat, tetap beraktivitas seperti biasa, tidak mengira akan ada peristiwa besar pada hari itu.
Kepada reporter Warta Kota, Cahya Nugraha, pada Kamis (1/12), Ujang bercerita bahwa cuaca pada hari Senin itu berbeda dari hari biasanya.
Biasanya setiap pagi warga selalu menikmati cuaca cerah dengan sinar matahari yang hangat.
Namun pada hari itu, sekitar pukul 10.00, suasana kampung sedikit gelap karena awan hujan yang tebal, serta angin berembus dengan kencang.
"Mendung, awan gelap gitu, ditambah angin kencang," ungkap Ujang mendeskripsikan suasana pagi itu.
Nanun Ujang tak tahu kaitan cuaca mendung itu dengan gempa bumi yang terjadi pada pukul 13.10 itu.
"Enggak ada yang menyangka jika kondisi saat itu merupakan pertanda akan terjadinya gempa," tambahnya.
Banyak warga meninggal dunia
"Saat gempa terjadi kami benar-benar digoncang ke atas dan ke bawah," katanya lagi.
Ujang, yang merupakan ketua RT, mengtakan banyak warganya yang meninggal dunia dalam peristiwa itu.
Setidaknya ada 49 warga Desa Sarampad yang meninggal akibat gempa berkekuatan magnitudo 5,6, yang menghantam Kabupaten Cianjur pada 21 November lalu.