Berita Bisnis
Menjelang Akhir Tahun, Moduit Ajak Investor Tetap Optimistis
Pasar modal sebagai salah satu instrument investasi bisa dipelajari untuk jadi pertimbangan dalam berburu return.
TRIBUNBEKASI.COM — Menjelang akhir tahun, masih ada saja pemodal yang belum yakin untuk mengalokasikan dana investasi pada beberapa pilihan investasi.
Head of Advisory & Investment Connoisseur Moduit, Manuel Adhy Purwanto mengatakan, pasar modal sebagai salah satu instrument investasi bisa dipelajari untuk jadi pertimbangan dalam berburu return.
Jika dicermati, kata dia, mendekati akhir tahun beberapa fenomena menarik kerap terjadi di bursa saham.
Satu diantaranya adalah “December Effect” yang ditunjukkan dengan meningkatnya volume pembelian saham di pasar.
"Meski tak selalu ada tiap tahun, namun, kalau fenomena ini datang, biasanya ditandai dengan akumulasi masif menjelang Hari Natal hingga penutupan perdagangan pasar di akhir tahun," ungkap Manuel Adhy Purwanto dalam pernyataan resminya, Rabu (7/12/2022).
BERITA VIDEO: ANALISA PROF RHENALD KASALI, INVESTASI HASIL FANTASTIS
Karena itu fenomena ini, juga sering disebut sebagai “Santa Claus Rally” Kemungkinan ini dikaitkan dengan psikologi suka cita pelaku pasar melakukan aksi beli saham menyambut datangnya Santa Claus (simbol inspiratif Natal).
Manuel Adhy Purwanto menguraikan, secara teori aksi akumulasi beli saham tersebut dipicu oleh aksi window dressing oleh fund manager dan emiten untuk meningkatkan kinerja portofolio kelolaannya, tujuannya agar posisi portofolio mereka terlihat lebih cantik saat menyajikan laporannya kepada pemilik dana.
Secara sederhana praktik window dressing, bisa diibaratkan sebuah kado yang dibungkus dengan kertas aneka warna, lalu diberi pita agar terlihat lebih cantik dan menarik.
Baca juga: Sebanyak 261 Sekolah di Kota Bekasi Gelar Deklarasi Antitawuran
Baca juga: Ricuh Relokasi Ulang Pedagang Pasar Rengasdengklok, Petugas Gabungan Dihadang Pedagang dan Ormas
Upaya mempercantik portofolio, ternyata tak hanya berlaku menjelang akhir tahun.
Tapi juga kerap terjadi setiap kuartalan, yakni Maret, Juni, serta September.
Aksi akumulasi itu dilakukan dalam rangka mengantisipasi kinclongnya laporan keuangan emiten, yang diasumsikan lebih baik dari kuartal atau tahun sebelumnya.
Setelah window dressing, peluang berikutnya berlanjut dengan fenomena “January Effect” yang biasanya berlangsung pada pekan pertama, kedua dan ketiga di bulan Januari atau awal tahun.
Namun tak tertutup kemungkinan siklus psikologi pergerakan pasar itu terjadi sepanjang Januari, tanpa jeda penurunan, ditandai dengan aksi akumulasi atau beli oleh para pengelola dana besar untuk mengisi keranjang portofolio mereka.
Baca juga: Penjagaan Polres Metro Bekasi Diperketat Usai Terjadinya Bom Bunuh Diri di Astana Anyar Bandung
Baca juga: Hasil Ram Check Hari Pertama, Dishub Kota Bekasi Temukan 3 Bus di Terminal Bekasi Tak Laik Jalan
Baca juga: Dishub Kota Bekasi Gelar Ram Check Persiapan Libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023
Beberapa fenomena tesebut menurut Manuel Adhy Purwanto, bisa memberikan rasa optimistis bagi pemodal yang ingin menambah portfolio di akhir tahun.