Lifestyle

Cegah Anemia pada Pasien Ginjal Kronik untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien

Anemia juga berkaitan dengan penyakit ginjal kronik dengan kerusakan permanen ginjal tidak bisa lagi maksimal dalam menghasilkan hormon erytropoetin

Penulis: | Editor: Lilis Setyaningsih
science alert
ilustrasi ginjal 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA ----- Anemia merupakan suatu kondisi dimana kadar hemoglobin (HB/sel darah merah) kurang dari normal.

Normalnya kadar HB di dalam darah  pada wanita dewasa 12-15 gram/dl, sementara pada pria 13-17 gram/dL.

Anemia bisa menyebabkan transfer oksigen ke tubuh terganggu.

Anemia juga berkaitan dengan penyakit ginjal kronik dengan kerusakan permanen ginjal tidak bisa lagi maksimal dalam menghasilkan hormon erytropoetin (epo).

dr. Elizabeth Yasmine Wardoyo, Sp.PD-KGH mengatakan anemia pada pasien gagal ginjal disebabkan oleh berbagai faktor, selain itu anemia juga berdampak pada morbiditas dan kualitas hidup pasien.

Untuk itu pasien gagal ginjal perlu diterapi anemia dengan pemberian Ertythropoiesis Stimulating Agent (ESA) yang dampat memperlambat progresivitas, menurunkan morbiditas dan mortalitas serta memperbaiki kualitas hidup.

"ESA dapat diberikan kepada pasien gagal ginjal dengan indikasi Hb < 10>

Ia melanjutkan, penyutikan epo harus dilakukan secara rutin.

Masalahnya di Indonesia pemberian eritropetin belum tercakup dalam pembiayaan hemodialisa sehingga pemberian transfusi darah masih cukup banyak dilakukan.

Padahal dapat dikatakan transfusi darah memiliki banyak risiko apabila dilakukan kepada pasien cuci darah.

Sedangkan terapi epo lebih aman untuk diberikan karena dapat menghasilkan peningkatan Hb yang berkesinambungan, menghasilkan sel darah merah yang berfungsi secara normal dan dapat meningkatkan kualitas hidup dengan memelihara target Hb yang lebih tinggi.

Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak, Polisi Periksa Tiga Suplier Pemasok Bahan Baku Obat Sirup PT UPI

Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Akut, Polisi Tetapkan Tiga Lagi Tersangka Korporasi

Tony Richard Samosir, Ketua Umum Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) mengatakan edukasi kesehatan penting untuk meningkatkan pengetahuan para pasien dialisis agar dapat memilih terapi yang tepat bagi dirinya sendiri.

"Informasi dan edukasi yang sesuai bisa dimanfaatkan oleh pasien dan keluarga dalam amendapatkan terapi yang lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan bisa kembali hidup normal seperti pada umumnya," papar Randy Stevian, Head of Sales & Marketing PT Etana Biotechnologies Indonesia. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved