Mudik Lebaran

Mudik Lebaran: Penjaga Kebun Binatang Ragunan ini Rela tak Pulang Demi Urusi Harimau Benggala

Ibnu Triputro (28) penjaga Kebun Binatang Ragunan ini Rela tak Pulang Demi Urusi Harimau Benggala

Penulis: Nurmahadi | Editor: Lilis Setyaningsih
Tribun Bekasi/Nurmahadi
Tak Mudik Tiga Tahun, Zookeeper Harimau Ini Rela Tak Pulang Demi Urusi Hewan Buas 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Berkumpul bersama saat lebaran jadi dambaan orang. Sehingga berduyun-duyun untuk mudik agar bisa berkumpul.

Namun, dengan alasan pekerjaan seringkali keinginan itu tidak bisa terpenuhi.

Selama ini orang  mengetahui, pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan saat lebaran dihubungkan dengan pekerjaan di Rumah Sakit seperti perawat, dokter, petugas pemadam kebakaran, hingga polisi. 

Menjadi penjaga kebun binatang (zookeeper) pun salah satu pekerjaan yang tak bisa pulang kampung saat lebaran.

Hal itu dirasakan salah satu zookeeper di Taman Margasatwa Ragunan.

Berkumpul bersama keluarga pada hari libur lebaran memang tak pernah dirasakan oleh Ibnu Triputro (28) dalam beberapa tahun belakangan ini.

Semenjak dirinya bergabung di Taman Margasatwa Ragunan pada tahun 2020 lalu, Ibnu mengaku tak pernah merasakan mudik, apalagi berkumpul bersama keluarga besar saat hari libur lebaran.

Pria asal Jawa Tengah itu menyadari betul, apa risiko yang akan dia dapatkan saat menjadi zookeper harimau benggala.

"Tahun ini enggak mudik, sudah tiga tahun saya tidak mudik, memang kalau zookeeper itu tidak ada istilah mudik," katanya kepada wartakotalive.com, Minggu (16/4/2023).

Hingga kini, Ibnu disibukkan oleh dua harimau benggala jantan dan betina, bernama Margo dan Ria.

Ibnu menurutkan, dirinya tak pernah mudik lantaran Margo dan Ria sama sekali tak bisa ditinggal.

Baca juga: Lebaran: Rumah Audy Item dan Iko Uwais jadi Tempat Kumpul Keluarga Besar saat Lebaran

 Jikapun dia tengah libur, maka harus ada petugas lain yang menggantikannya untuk mengurusi Margo dan Ria.

"Berhubungan sama mahluk hidup itu pasti seperti itu, mau di tempat peternakan, atau di taman margasatwa gini, itu ga bisa ditinggal, misal saya libur, teman saya harus masuk, begitu sebaliknya, harus tetap ada yang jagain mereka," jelas dia.

Pria bertubuh gempal itu mengaku sedih jika harus meninggalkan Margo dan Ria dalam kurun waktu yang lama.

Perasaan khawatir pun selalu menyelimuti, saat Ibnu tengah pulang ke kampung halaman, meski hanya satu minggu.

"Tentu sedih, khawatir juga, sama halnya seperti kita punya peliharaan terus ditinggal, kan pasti sedih," ungkap Ibnu.

Meski tak pernah mudik dalam tiga tahun terakhir ini, Ibnu tetap merasa senang dan bersyukur.

Pasalnya, menjadi seorang zookeeper harimau adalah pekerjaan yang sangat dia impikan sejak lama.

"Saya daftar jadi zookeeper itu karena memang pada dasarnya saya suka satwa ya, apalagi di rumah kan pelihara kucing juga," ujarnya.

Ibnu menjelaskan, mengurus hewan buas memanglah bukan perkara mudah, jika terjadi kesalahan sedikit saja, maka nyawa yang akan menjadi taruhannya.

"Memang kalau merawat harimau itu harus safety ya, karena di Ragunan ini konsepnya tidak dijinakkan ya, yang membedakan dengan mengurus satwa lain, itu kalau harimau tidak bisa dipegang, jadi perlu penanganan khusus," jelasnya.

Selain itu, Ibnu juga menagatakan bahwa setiap individu dari harimau benggala memiliki karakternya masing-masing.

Baca juga: Jangan Lupa! Taman Margasatwa Ragunan Buka Mulai H+1 Lebaran, Ini Suguhan Atraksi Unggulannya

Baca juga: Wisata Jakarta: Melihat dari Dekat Hewan Kapibara Masbro di Taman Margasatwa Ragunan

Seperti Margo misalnya, Ibnu menuturkan Margo sangat suka bermain lumpur, dan saat ingin dimandikan, itu pun tidak sembarangan.

Artinya, Margo hanya mau dimandikan hanya dalam waktu-waktu tertentu saja.

"Setiap karakter dari harimau tuh beda ya, Margo tuh suka main kotor-kotoran, kalau kandang dia kita semprot pasti marah, cuma kalau dimandikan dia suka, tapi harus tau kurun waktunya, soalnya kalau terlalu lama, Margo juga marah tuh biasanya," ungkap Ibnu.

Sebagai zookeeper, ia pernah merasakan hal unik saat berkumpul bersama keluarganya. 

Beberapa kali keluarganya sering menanyakan bagaimana cara menjinakan harimau.

Padahal lanjut Ibnu, tugas dia hanyalah merawat harimau, bukan untuk menjinakannya.

"Kalau lagi kumpul keluarga, ada yang nyeletuk, 'wah ada pawang harimau nih' dan lain-lain, padahal sebetulnya kita mengurusi harimau juga ada batasnya kan," ujarnya. (m41)


 

 

Sumber: Wartakota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved