Sejarah Jakarta

Sejarah Jakarta: Gedung KPK Awal Proses Pembangunannya Disawer Masyarakat Hingga Rp403 Juta

Sejarah Jakarta: Gedung Merah Putih KPK pada awal proses pembangunannya Disawer Masyarakat dari PKL, tukang ojek, pengamen hingga terkumpul Rp403 juta

Penulis: Desy Selviany | Editor: Lilis Setyaningsih
KOMPAS.com/DYLAN APRIALDO RACHMAN
logo Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung KPK. 

Bahkan tertutup bagi pegawai sekalipun.

Ruang pemeriksaan di lantai dua juga termasuk zona merah. Unit pemeriksaan itu terdiri dari 72 ruang periksa yang setiap hari kerja aktif digunakan untuk memeriksa saksi dan tersangka.

Baca juga: Sejarah Jakarta, Gereja Santa Maria de Fatima di Glodok Dulunya Bekas Rumah Kapitan Tionghoa

Baca juga: Sejarah Jakarta, Metropole Bioskop Dibangun era Hindia Belanda yang bisa Dinikmati Hingga Kini

Keberadaan Gedung Merah Putih KPK tak bisa dilepaskan dari tiga semangat atau filosofi. Keagamaan, kebangsaan, dan perjuangan masyarakat.

Nilai keagamaan di Gedung Merah Putih KPK terletak pada tanaman yang ditanam mulai dari Pohon Bodhi yang identik dengan umat Buddha, pohon cemara yang identik dengan umat nasrani dan pohon kurma yang identik dengan umat muslim.

Di dalam gedung terdapat juga ruang ibadah bagi umat Islam seperti musala di setiap lantai gedung utama dan masjid berukuran sedang yang berada di gedung penunjang.

Bahkan, KPK memfasilitasi ibadah umat Nasrani seperti dalam perayaan hari-hari besar untuk menggunakan ruangan besar di gedung utama.

Pasalnya ruang auditorium di gedung penunjang belum rampung

Rumah baru KPK itu kerap disebut Gedung "Merah Putih" karena gedung setinggi 16 lantai itu dicat merah dan putih dengan list hitam.

Warna tersebut senada dengan logo KPK yang berwarna serupa.

Selain itu, warna merah dan putih diambil dari bendera negara.

Kedua warna tersebut sebagai langkah integrasi penindakan yakni merah dan pencegahan yaitu putih yang dilakukan KPK.

Mengikuti standar pembangunan gedung di DKI Jakarta, KPK juga akan memfasilitasi adanya warung-warung kaki lima di samping kiri gedung penunjang atau berbatasan dengan dinding rutan.

Para pedagang kaki lima tersebut ialah sebagai representasi terima kasih KPK kepada rakyat yang telah menyumbang untuk pembangunan gedung.

Sumber: Wartakota
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved