Sejarah Jakarta

Sejarah Jakarta: Gedung Kesenian Jakarta Dibangun Sejak 1821 Pernah Disebut Gedung Komedi

Gedung Kesenian Jakarta dibangun tahun 1821 di Weltevreden yang saat itu dikenal dengan nama Theater Schouwburg Weltevreden

Penulis: Desy Selviany | Editor: Lilis Setyaningsih
Kompas.com/Arimbi Ramadhiani
Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) adalah situs cagar budaya seni satu-satunya yang dimiliki DKI Jakarta. 

Setelah Kemudian dipakai oleh Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi & Hukum (1951), dan sekitar tahun 1957-1961 dipakai sebagai Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI).

Setelah dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 24/1984, gedung tua ini kemudian dipugar dan dikembalikan fungsinya semula sebagai gedung kesenian bernama resmi Gedung Kesenian Jakarta.

Kini, setiap akhir pekan, Sabtu-Minggu, banyak seniman berkumpul di Gedung Kesenian Jakarta, bahkan di antara mereka ada yang berekspresi dan memamerkan hasil kreasinya.

Selain karena tempatnya yang mudah dijangkau, banyak warga lebih mengenal tempat ini sebagai gudangnya seniman.

Adapun Gedung Kesenian Jakarta memiliki fasilitas yang bagus dan memadai, di antaranya ruang pertunjukan berukuran 24 x 17.5 meter dengan kapasitas penonton sekitar 475 orang, panggung berukuran 10,75 x 14 x 17 meter, peralatan tata cahaya, kamera (CCTV) di setiap ruangan, TV monitor, ruang foyer berukuran 5,80 x 24 meter, serta fasilitas outdoor berupa electric billboard untuk keperluan publikasinya


 

 

Sumber: Wartakota
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved