Program KB Pria
Pria Ber-KB Itu Ternyata Keren, dr Alan Vahlevi: Jika Belum Berani Vasektomi, Tetap Pakai Kondom
Alan melanjutkannya, jika pria belum berani untuk melakukan vasektomi maka dianjurkan untuk tetap memakai kondom.
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, CIKARANG --- Salah satu cara pengendalian dalam perencanaan keluarga ialah dengan mengikuti program keluarga berencana (KB), salah satunya dengan penggunaan alat kontrasepsi kondom.
"Kami ingin menghilangkan stigma dan diskriminasi bapak-bapak yang masih takut beli kondom karena malu, sebenarnya enggak usah malu itu kan salah satu bentuk cinta kepada istri. Dengan adanya kondom akan membantu bisa merencanakan keluarga bapak ibu jadi lebih baik dengan harga murah gampang diakses di mana-mana, variasinya juga banyak jadi enggak usah khawatir lg untuk pakai kondom," ucap Clinical Training Manager DKT Indonesia dr Alan Vahlevi saat memberikan pemaparan pada acara talkshow di Aula Gedung Wibawamukti Pemkab Bekasi, Senin (24/7/2023).
Alan melanjutkannya, jika pria belum berani untuk melakukan vasektomi maka dianjurkan untuk tetap memakai kondom.
Vasektomi adalah prosedur kontrasepsi pada pria yang dilakukan dengan cara memutus saluran sperma dari buah zakar (testis).
BERITA VIDEO : SIRNA STUNTING, PERAN AYAH DALAM MEMBENTUK KELUARGA BERKUALITAS DI KABUPATEN BEKASI
"Jadi pria-pria mungkin belum siap vasektomi bisa pakai kondom, kami sudah sering kerjasama dengan BKKBN untuk terus meningkatkan penggunaan kondom di Indonesia atau alat kontrasepsi," jelas dia.
"Sebenarnya kondom itu bukan sesuatu yangtabuh atau bagaimana dia hanya alat kesehatan yang digunakan sebagai alat untuk kontrasepsi karena memang kan saat ini pilihan kontrasepsi untuk pria vasektomi dan kondom," jelas Alan.
Maka, kata Alan, merencanakan kehamilan merupakan salah satu pilihan yang bisa dibuat oleh setiap pasangan.
Baca juga: Pemkab Bekasi Minta Peran Ayah dalam Bentuk Keluarga Berkualitas Melalui Partisipasi KB Pria
Meski memiliki anak adalah sebuah anugerah, merencanakan kehamilan di waktu yang pas juga penting.
Sebagai informasi, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Bekasi dan TribunBekasi.com menggelar talkshow tentang keluarga berencana.
Adapun talkshow itu mengusung tema "Peran Ayah dalam Membentuk Keluarga Berkualitas" dan digelar di Aula Gedung Wibawamukti Pemkab Bekasi pada Senin, (24/7/2023).
VIDEO LIVE FACEBOOK TRIBUNBEKASI.COM : PJ BUPATI BEKASI DAN ISTRI MENYANYIKAN LAGU KELUARGA CEMARA
Dua anak lebih sehat
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Bekasi dan TribunBekasi.com menggelar talkshow tentang keluarga berencana.
Adapun talkshow itu mengusung tema "Peran Ayah dalam Membentuk Keluarga Berkualitas" dan digelar di Aula Gedung Wibawamukti Pemkab Bekasi pada Senin, (24/7/2023).
Dalam talkshow itu dihadirkan sejumlah pembicara, yakni Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Pusat, dr Eni Gustina, dokter spesialis medical sexologist dr Binsar Martin Sinaga.
Kemudian, Clinical Training Manager DKT Indonesia dr Alan Vahlevi, dan Ketua Paguyuban KB Pria Kabupaten Bekasi, Achamd Syafariel.

Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi BKKBN Pusat, dr Eni Gustina, mengingatkan kepada masyarakat di Tanah Air khususnya para generasi muda bahwa program 'Dua Anak Lebih Sehat' yang diusung lembaga tersebut agar dapat diterapkan.
Ia menyakini dengan menjalankan program atau jargon Dua Anak Lebih Sehat tersebut maka kualitas penduduk di Tanah Air akan lebih baik.
"Dua anak lebih sehat secara medis, kami bisa jamin anak ini bisa tumbuh kembang optimal, mendapatkan pendidikan, maksimal dan bisa produktif sampai jadi penerus bangsa," ucap Eni saat memberikan pemaparan pada acara talkshow di Aula Gedung Wibawamukti Pemkab Bekasi pada Senin (24/7/2023).
Eni menuturkan bahwa jarak ideal antara kakak dan adik sekiranya 4 sampai 5 tahun.
Pasalnya anak telah mengenal orang-orang terdekat dan kecerdasannya telah berkembang.
"Jadi BKKBN toleransi orang melahirkan itu menggunakan kontrasepsi tiga tahun, kemudian kontrasepsinya lepas jarak terbaik 4 sampai 5 tahun, secara kesehatan pun berdasarkan penelitian angka kematian ibu resiko lebih rendah ketika jarak anaknya 4 sampai 5 tahun," jelas dia.
Selain itu, Eni juga mengatakan bahwa dengan jarak ideal tersebut sang ibu bisa melakukan aktifitas lebih produktif.
"Kalau punya jarak anak yang sekitar jarak 4 sampai 5 tahun ibunya juga bisa produktif bisa bekerja enggak meski jadi pegawai apa pun, bisa usaha di rumah kalau anak banyak terus anak nangis ibunya sedang bekerja jadi terganggu. Kalau misalnya anak satu bisa tenang," ucap dia.
(Sumber : Laporan wartawan wartakotalive.com, Yolanda Putri Dewanti/m27)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
Di Usia Berapa Idealnya Seorang Calon Ibu Mengandung Atau Hamil? Ini Saran dr Eni Gustina dari BKKBN |
![]() |
---|
Banyak Orang Khawatir Ereksi Hilang usai Vasektomi, dr Binsar: Jangan Takut buat Para Pria Perkasa |
![]() |
---|
Pasangan Suami Istri Wajib Tahu, Ternyata Ini Sisi Positif dan Manfaat Kesehatan Pakai Kondom |
![]() |
---|
Pemkab Bekasi Minta Peran Ayah dalam Bentuk Keluarga Berkualitas Melalui Partisipasi KB Pria |
![]() |
---|
Dani Ramdan Puji Kolaborasi DPPKB Kab Bekasi - Tribun Bekasi Gelar Talkshow Keluarga Berkualitas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.