Berita Bekasi

ASN Pemkab Bekasi Laksanakan Salat Istisqa Minta Turun Hujan

Kegiatan salat Istisqa tersebut diikuti seluruh ASN beserta unsur Forkopimda, MUI, dan perwakilan organisasi masyarakat Islam.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Ichwan Chasani
Dok. Humas Pemkab Bekasi
Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat melaksanakan Salat Istisqa berjamaah atau salat memohon diturunkan hujan, di Plaza Pemkab, Cikarang Pusat pada Senin (25/9/2023). 

TRIBUNBEKASI.COM, BEKASI — Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat melaksanakan Salat Istisqa berjamaah atau salat memohon diturunkan hujan, di Plaza Pemkab, Cikarang Pusat pada Senin (25/9/2023).

Kegiatan salat Istisqa tersebut diikuti seluruh ASN beserta unsur Forkopimda, MUI, dan perwakilan organisasi masyarakat Islam.

Pelaksanaan salat istisqa tersebut juga berjalan khidmat di tengah teriknya matahari.

Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan, salat Istisqa dilakukan menjadi salah satu ikhtiar, setelah Pemkab Bekasi telah melakukan pendistribusian jutaan liter air bersih ke wilayah terdampak kekeringan.

"Kami berharap Allah SWT menurunkan hujan di wilayah Kabupaten Bekasi. Karena ini membantu masyarakat yang tengah mengalami kekeringan khususnya di 10 kecamatan dan 45 desa yang terdampak," kata Dani Ramdan pada Senin (25/9/2023).

Salat Istisqa ASN Bekasi2-25Sept
Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat melaksanakan Salat Istisqa berjamaah atau salat memohon diturunkan hujan, di Plaza Pemkab, Cikarang Pusat pada Senin (25/9/2023).

Dani Ramdan menjelaskan, pihaknya telah mengintruksikan kepada seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk melakukan pendistribusian air kepada warga terdampak kekeringan.

Total sudah hampir 3 juta liter air yang disalurkan kepada masyarakat.

Perbaikan saluran air, pompanisasi dan sebagainya juga telah dilakukan. Akan tetapi usaha-usaha iyu tentu itu tidak akan cukup.

Baca juga: Polisi Amankan Belasan Orang Pelaku Pungli Sopir Truk di Babelan

Baca juga: Ditunda Empat Kali, Sidang Tuntutan Kasus Pembunuhan Berantai Wowon CS Digelar di PN Bekasi

"Tentu upaya lahir itu tidak akan pernah cukup, dan memang ikhtiar lahir harus diimbangi dengan ikhtiar batin, karena semua kehendak Allah," tandasnya.

Mengenai status Tanggap Darurat Bencana, Dani Ramdan menjelaskan masih berlaku hingga 27 September.

Sedangkan untuk perpanjangan status tersebut, akan dilihat perkembangan cuaca dan kondisi melalui evaluasi yang dilakukan rutin mingguan.

"Diperpanjang atau tidak nanti kita lihat di evaluasi, ini kan masih perpanjangan yang kedua ya," terangnya.

Sekretaris MUI Kabupaten Bekasi, KH Muhiddin Kamal menerangkan salat Istisqa pada musim kekeringan ini dalam pandangan Islam dilaksanakan ketika suatu wilayah memasuki musim kekeringan yang parah sebagai bentuk permohonan diturunkan hujan kepada Allah SWT.

Baca juga: Turun Rp 1.000 Per Gram, Harga Emas Batangan Antam di Bekasi Senin Ini Jadi Segini, Simak Detailnya

Baca juga: Siskaeee Jalani Pemeriksaan Terkait Film Porno, Siap Buka-Bukaan kepada Penyidik Polda

"Maka untuk Kabupaten Bekasi meskipun ada beberapa wilayah yang belum terdampak, tapi di beberapa wilayah sudah ada yang sangat membutuhkan air," terangnya. 

Tanggap Darurat

Sebelumnya diberitakan bahwa Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat memperpanjang masa tanggap darurat bencana kekeringan selama 14 hari kedepan terhitung sejak tanggal 14 September hingga 27 September 2023.

Perpanjangan masa tanggap darurat ini tertuang dalam keputusan Bupati Bekasi nomor HK.02.02/Kep.599-BPBD/2023 tentang Perpanjangan Status Tanggap Darurat Bencana Kekeringan di Kabupaten Bekasi Tahun 2023, yang ditandatangani Panjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan.

“Ya, hasil evaluasi kita, dari awal penetapan tanggap darurat tanggal 31 Agustus hingga 13 September 2023, dampak kekeringan peningkatannya cukup signifikan. Hasil rapat koordinasi dan evaluasi tadi malam, status tanggap darurat bencana kekeringan di perpanjang,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Muchlis, Jumat (15/9/2023).

Muchlis menuturkan, keputusan ini perpanjangan ini karena kebutuhan air masih tinggi. Juga, dampak lainnya yakni pada sektor pertanian juga masih butuh penanganan.

BERITA VIDEO : RIBUAN HEKTAR SAWAH DI BEKASI KEKERINGAN

Dimana, kata Muchlis, lahan yang terdampak kekeringan cukup luas mencapai 2000 hektar lahan yang belum tertangani.

Sementara itu, kata dia, untuk warga masyarakat yang terdampak kekeringan mencapai 118 .679 jiwa, atau 37.377 Kepala Keluarga (KK).

Adapun, jumlah air bersih yang sudah didistribusikan untuk warga terdampak kekeringan, hingga tanggal 12 September 2023 mencapai 1.953.600 liter.

Baca juga: Dilanda Bencana Kekeringan, MUI Kabupaten Bekasi Minta Warga Salat Istisqa untuk Minta Hujan

Menurutnya, kondisi saat ini membutuhkan pertimbangan yang akurat dari BPBD, menyusul tanggap darurat yang saat ini diperpanjang, sesuai dengan arahan Sekretaris Daerah (Sekda) dan Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan.

“Dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) memprediksi, kemungkinan turun hujan dan kekeringan ini sampai dengan Bulan November 2023,” katanya.

Data terbaru, untuk jumlah kecamatan yang terdampak bertambah satu yakni Kecamatan Cabangbungin. Maka, total keseluruhan wilayah Kabupaten Bekasi yang terdampak kekeringan mencapai 40 desa yang tersebar di 10 kecamatan.

“Kemudian dari masing masing desa itu sendiri, luas yang terdampak RT, RW dan desa nya juga banyak dan meluas,” lanjutnya.

BERITA VIDEO : SERING KEKURANGAN AIR, RATUSAN PETANI DUA DESA DI KARAWANG UNJUK RASA DI KANTOR BUPATI

 

Kerahkan seluruh perangkat desa

Wilayah kekeringan di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat semakin meluas.

Data terbaru dari Pusdalops-PB Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, pada Senin 4 September 2023 bencana kekeringan di Kabupaten Bekasi telah menyebar hingga ke 32 desa di 10 kecamatan.

Adapun warga yang terdampak kekeringan di Kabupaten Bekasi berjumlah 16.999 kepala keluarga atau 66.647 jiwa. 

Selain itu tercatat jumlah lahan pertanian di Kabupaten Bekasi yang terdampak sebanyak 16.353 hektar dan lahan terancam seluas 3.618,5 hektar.

VIDEO LIVE FACEBOOK TRIBUNBEKASI.COM : PARA POLWAN POLRES KARAWANG BANTU DISTRIBUSIKAN AIR BERSIH BUAT WARGA TEGALWARU 

Terkait kondisi itu, Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan menggerakan seluruh Perangkat Daerah untuk mengatasi kekeringan atau krisis air bersih di Kabupaten Bekasi.

Selain untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, perangkat daerah juga diintruksikan membantu para petani yang lahan pertaniannya terdampak.

“Menyangkut kekeringan kita sudah membagi tugas. Kalau sebelumnya masih terpusat di BPBD sekarang semua perangkat daerah kita turunkan dengan sisitem LO (Liason Officer)," kata Dani Ramdan, Selasa (5/9/2023).

Dani menjelaskan, para LO itu seperti satu Kecamatan terdampak akan ditangani oleh 5 sampai 8 perangkat daerah.

Dampak fenomena El-Nino, ribuan hektar lahan pertanian sawah di Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat alami kekeringan pada Selasa (22/8/2023).
Dampak fenomena El-Nino, ribuan hektar lahan pertanian sawah di Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat alami kekeringan pada Selasa (22/8/2023). (TribunBekasi.com)

Adapun upaya yang dimaksud diantaranya adalah pendistribusian air bersih menggunakan mobil tangki, penyediaan tandon atau toren hingga kebutuhan air mineral untuk konsumsi warga di wilayah terdampak.

Selain itu, pihaknya juga mengaku telah meminta dukungan dari pihak swasta ikut andil dalam persoalan ini.

“Jadi bukan hanya air bersih untuk kebutuhan mandi cuci dan kasus saja tetapi air minumnya juga. Kita sudah bikin surat ke perusahaan-perusahaan untuk bisa membantu apakah dalam bentuk tangki air, toren atau air minum dalam kemasan untuk membantu masyarakat yang kebutuhan air bersihnya terbatas,” kata dia.

Dani menegaskan upaya penanggulangan kekeringan atau krisis air bersih tidak hanya menyasar pemukiman warga, namun juga lahan pertanian.

“Nah yang tidak kalah penting adalah air perrtanian. Saya juga sudah intruksikan normalisasi dilanjutkan karena bisa saja dangkal karena sampah dan lain sebagainya. Kedua pompanisasi dan ketiga normalisasi sumur-sumur,” ungkapnya.

Dani menambahkan, Pemerintah Kabupaten Bekasi, juga telah mengirimkan permohonan bantuan ke pemerintah pusat dan provinsi sekaligus mengajukan teknologi modifikasi cuaca.

“Kita sudah kirim surat juga proprosal bantuan dana darutat baik dari pusat mauoun provinsi. Tetapi memang sampai saat ini potensi awannya belum ada," jelas dia.

"Tetapi informasinya ketika nanti ada awan yang berkumpul di Samudra Hindia atau Samudera Pasifik yang terbawa angin itu bisa dimanfaatkan,” ucapnya.

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved