Berita Jakarta

Mycoplasma Pneumonia Serang Warga Jakarta, Dinkes DKI Imbau Warga Tak Panik Tapi Tetap Waspada

Pihak Dinas Kesehatan DKI Jakarta pun mengimbau masyarakat tetap waspada, namun tidak panik terhadap pneumonia bakteri Mycoplasma

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dedy
shutterstock via Kompas.com
Ilustrasi Bakteri Mycoplasma --- Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama mengatakan, bakteri Mycoplasma penyebab infeksi saluran napas yang cukup sering ditemukan sejak lama bukan sesuatu yang baru. (FOTO ILUSTRASI) 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Wabah bakteri Mycoplasma (walking pneumonia) mulai merambah di wilayah DKI Jakarta.

Pihak Dinas Kesehatan DKI Jakarta pun mengimbau masyarakat tetap waspada, namun tidak panik terhadap pneumonia bakteri Mycoplasma (walking pneumonia).

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama mengatakan, bakteri Mycoplasma penyebab infeksi saluran napas yang cukup sering ditemukan sejak lama bukan sesuatu yang baru.

“Penularan secara droplet dari percikan dahak dan batuk, dan kontak jarak yang cukup erat serta lama,” kata Ngabila Salama dalam keterangan tertulis yang dikutip Sabtu (9/12/203).

BERITA VIDEO : KETAHUI HEPATITIS YANG MENGANCAM ANAK

Ngabila mengatakan, masa inkubasi atau dari terpapar bakteri sampai muncul gejala pertama kali berkisar 1-4 minggu dengan tersering 2-3 minggu.

Dari muncul gejala pertama sampai bisa berpotensi sesak napas atau perburukan sekitar 3-7 hari.

Dia juga meminta kepada orang tua jika anak mengalami sakit dan sudah diobati sendiri, tapi tidak membaik dalam kurun waktu 2-3 hari untuk segera bawa ke dokter dan fasilitas kesehatan.

Baca juga: Penyakit Cacar Monyet Mewabah, Dinkes Depok Keluarkan Surat Kewaspadaan, Begini Cara Pencegahannya 

Nantinya anak-anak mereka aka mendapat pengobatan lebih baik.

“Gejala Pneumonia bisa ringan dan sembuh sendiri, kecuali imunitas tubuh sedang rendah,” imbuhnya.

Ngabila menjelaskan, gejala yang muncul yakni demam cenderung tidak tinggi (kecuali mix infection dengan virus dapat dijumpai demam tinggi di atas 40 derajat), batuk, pilek, sakit tenggorokan, mual, muntah, sesak napas, mudah lelah, dan sakit kepala.

“Komplikasi yang tidak diharapkan radang pada otak, jantung, sendi, ginjal sehingga menyebabkan gagal ginjal dan lain lain,” jelasnya.

Dia memaparkan, tiga cara guna mencegah pneumonia bakteri mycoplasma (walking pneumonia) yakni penerapan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kembali mengencangkan pemakaian masker saat beraktivitas di luar rumah.

Kedua, melakukan imunisasi rutin lengkap pada anak. Total  15 imunisasi gratis yang disediakan oleh pemerintah. Serta vaksin influenza berbayar mandiri untuk usia enam (6) bulan ke atas terutama kelompok rentan yakni balita, lansia, ibu menyusui, ibu hamil, tenaga kesehatan.

“Ketiga, jika sakit dapat menggunakan antibiotik secara bijak. Pastikan konsumsi antibiotik atas resep dokter diaebabkan bakteri ini juga rentan mengenai orang dengan resistensi antibiotik dan menyulitkan penyembuhan,” paparnya.

Sumber: Wartakota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved