Pemilu 2024

Debat Cawapres, Mahfud MD Kaitkan Hak Manusia dan Alam, Kritik Kegagalan Food Estate

Mahfud MD menegaskan bahwa pihaknya mengusung program petani bangga bertani, di laut jaya nelayan sejahtera. 

Editor: Ichwan Chasani
Tangkap Layar YouTube KPU RI
Penampilan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD dalam debat calon wakil presiden (debat cawapres) yang digelar KPU RI di Jakarta, Minggu, 21 Januari 2024. 

TRIBUNBEKASI.COM — Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD mengangkat banyaknya kearifan lokal yang masih terpelihara hingga kini dalam kaitan hak manusia dan alam.

Mahfud MD mengungkapkan hal itu dalam momen debat calon wakil presiden (debat cawapres) yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di Jakarta Convention Center (JCC) pada Minggu malam, 21 Januari 2023.

Mahfud mengatakan bahwa debat cawapres tersebut sangat penting karena menyangkut hal yang akan menentukan masa depan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bangsa Indonesia yaitu hak manusia dan alam. 

Lebih lanjut, Mahfud MD menjelaskan bahwa di dalam kearifan lokal Jawa dan Bali ada istilah Tri Hita Karana (tiga penyebab terciptanya kebahagiaan).

Selain di dua daerah tersebut, kata dia, di Jawa Barat juga ada Tri Tangtu (tiga hal yang pasti).

Baca juga: Debat Cawapres, Gibran Tebar Janji Manis, Bakal Buka 19 Juta Lapangan Kerja, Hilirisasi Diperluas

Baca juga: Debat Cawapres, Cak Imin Kritik Kepemilikan Lahan dan Program Food Estate

Di dalam kearifan lokal bangsa Indonesia di masa lalu, menurut Mahfud, sudah biasa melalukan langkah-langkah untuk memberikan perlindungan atas lingkungan hidup agar lestari. 

"Bahkan konstitusi kita juga menyatakan bahwa sumber daya alam itu harus dikelola dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat," kata Mahfud MD.

"Sumber daya alam kita, sangat kaya. Akan tetapi pangan belum berdaulat di mana petani semakin sedikit, lahan pertanian makin sedikit, tetapi subsidi pupuk semakin besar," sambungnya.

Untuk itu, menurut Mahfud pasti ada yang salah dengan hal itu. 

"Petaninya sedikit, lahannya sedikit, kok subsidinya setiap tahun naik. Pasti ada yang salah," kata Mahfud MD.

Baca juga: Tegaskan Petani adalah Ujung Tombak, Begini Cara Prabowo-Gibran Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Baca juga: Puan Sebut Mahfud MD Telah Siapkan Materi Debat Malam Ini, Ganjar Yakin Pendampingnya Tampil Prima

"Laut kita berlimbah, udara kita meracuni paru-paru kita. Investor masuk, industrialisasi terjadi, lingkungan rusak, rakyat menderita. Kemudian, sumber daya alam menjadi sumber sengketa antara rakyat dengan rakyat, antara pemerintah dengan pemerintah," imbuhnya.

Mengutip ayat suci Al Quran, Mahfud mengingatkan bahwa Allah SWT telah mengingatkan akan tingkah laku manusia yang berbuat kerusakan di darat dan di laut.

Ayat Al Quran yang bermakna demikian, kata dia, ditunjukkan oleh Allah agar manusia sadar bahwa mereka telah merusak alam di negaranya yang dikuasai seharusnya oleh bangsanya.

Mahfud pun menegaskan bahwa untuk menyelesaikan persoalan tersebut tidak mudah. Kuncinya, kata dia, adalah komitmen dan keberanian.

Mahfud MD pun menceritakan pengalamannya ketika menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi.

Baca juga: Gibran Siap Debat Cawapres Hari Ini, TKN Pastikan Bakal Ada Kejutan

Baca juga: Ada Luka Serius di Belakang Kepala, Perempuan Lansia yang Tewas di Rumahnya Diduga Korban Pembunuhan

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved