Berita Jakarta

Begini Detik-detik Penyelamatan Fabian, Bocah Selamat dari Insiden Robohnya Tembok SPBU di Tebet

Seorang bocah bernama Muhammad Fabian (8), menjadi satu-satunya korban selamat dalam insiden robohnya tembok pembatas SPBU

Penulis: Nurmahadi | Editor: Dedy
Wartakotalive.com
Insiden robohnya tembok pembatas SPBU, di Tebet, Jakarta Selatan, bikin gempar warga sekitar. Seorang bocah bernama Muhammad Fabian (8), menjadi satu-satunya korban selamat dalam insiden robohnya tembok pembatas SPBU di Tebet, Jakarta Selatan. 

Diketahui sebelumnya, tembok pembatas SPBU di Tebet, Jakarta Selatan, roboh dan menewaskan 3 orang, pada Minggu (21/1/2024).

Adapun korban tewas yakni satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri, dan satu anak perempuannya.

Amri (40), selaku anak korban, mengaku tembok SPBU itu telah miring dan alami keretakan, sebelum roboh dan memakan korban.

Menurut Amri, tembok tersebut telah miring selama kurang lebih 6 tahun.

"Memang temboknya ini, sudah agak miring ini, sudah agak lama. Lebih dari 6 tahun," kata dia saat ditemui di lokasi, Senin (22/1/2024).

Amri menuturkan, sang ayah sempat mengadukan tembok yang miring itu kepada security SPBU.

Namun, aduan itu tak digubris, hingga akhirnya tembok pembatas SPBU roboh, dan menewaskan orangtua, serta adik Amri.

"Kalau bapak saya bilang perihal masalah tembok ini, dia sudah pernah cerita, ngobrol-ngobrol biasa dengan security. Tapi saya engga tau securitynya pom besinnya yg mana," ujar Amri.

"Dia cuma menyampaikan ‘tolong sampaikan ke pihak pengelola kalau tembok ini sudah pada miring dan juga itu pada retak-retak. Tapi sampai terjadinya makan korban ini, Engga ada apa-apa," sambungnya.

Di samping itu, berdasarkan pantauan wartakotalive.com di lokasi, Senin (22/1/2024), tampak puing-puing beton dari tembok tersebut, masih berserakan.

Tiga buah tiang listrik pun hampir terjatuh, tertimpa tembok.

Selain itu, garis polisi juga tampak dipasang mengelilingi reruntuhan tembok pembatas SPBU tersebut.

SPBU juga tampak ditutup, dan tak beroperasi, setelah insiden robohnya tembok hingga menewaskan tiga orang.

Di sisi lain, Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Henrikus Yossi menuturkan masih menggali informasi guna mengetahui penyebab robohnya tembok.

"Akan terus gali info seputar fakta peristiwa atau situasi sebelum peristiwa terjadi," kata Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Henrikus Yossi, Senin (22/1/2024).

Sumber: Wartakota
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved