Berita Jakarta

Jika Gubernur Ditunjuk Presiden Sesuai RUU DKJ, PKS Yakin Rakyat Jakarta Bakal Berontak

Soalnya rencana itu bisa merampas demokrasi rakyat, di mana mereka berhak menentukan sosok pemimpin di Jakarta.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dedy
Warta Kota
ILUSTRASI NASIB DKI JAKARTA --- FGD Golkar DKI-Warta Kota menggelar forum diskusi mengenai Bagaimana Sistem Pemerintahan Jakarta Setelah Tak Lagi menjadi Ibu Kota? 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Pemerintah pusat masih membahas Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ).

Rancangan regulasi ini dibahas karena status Jakarta sebagai Daerah Khusus Ibukota (DKI) akan dicabut, seiring ditetapkannya Undang Undang Nomor 3 tahun 2022 tentang Ibu Kota Nusantara (IKN), bahwa Provinsi Kalimantan Timur menjadi Ibu Kota negara yang baru.

Sekretaris Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Muhamad Taufik Zoelkifli (MTZ) mengatakan jika klausul itu tetap dipertahankan dalam RUU, maka akan ada gejolak di masyarakat.

Soalnya rencana itu bisa merampas demokrasi rakyat, di mana mereka berhak menentukan sosok pemimpin di Jakarta.

BERITA VIDEO : IBU KOTA PINDAH KE IKN, DKI JAKARTA GANTI NAMA JADI DAERAH KHUSUS JAKARTA

“Dampaknya saya kira rakyat Jakarta akan berontak, rakyat Jakarta akan protes ya. Mudah-mudahan nggak terjadi huru-hara ya, nggak besar karena hak demokrasinya dicabut,” ujar MTZ pada Senin (11/3/2024).

MTZ juga menyoroti langkah Bamus Suku Betawi 1982 yang justru menjadi dalang rencana itu.

Diketahui merekalah yang mengusulkan agar Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta ditunjuk Presiden atas rekomendasi dan pertimbangan DPRD.

Baca juga: Respon Pernyataan Cak Imin, TKN Prabowo-Gibran Ungkap Masyarakat Kalimantan Menyambut Gembira IKN

Alasan organisasi itu mengusulkan wacana tersebut dengan harapan kepala daerah di Jakarta adalah berdarah Betawi.

Namun MTZ meragukan hal itu karena Presiden tentu akan mencari sosok yang memberkan dampak positif bagi kepentingannya.

“Enggak mungkin kalau sudah dikasih kewenangannya kepada Presiden, dia nggak akan memperhatikan itu lagi. Dia tidak berpikir tentang warga Betawi asli atau apa, tapi yang terpikir sebagai manusia pasti gitu ya dia adalah, bagaimana Gubernur Jakarta itu memberikan dampak positif secara politik kepada dia sebagai Presiden,” katanya.

BERITA VIDEO : FGD PARTAI GOLKAR DKI JAKARTA: BAGAIMANA SISTEM PEMERINTAHAN JAKARTA SETELAH TIDAK LAGI MENJADI IBU KOTA?

Menurut dia, Fraksi PKS di DPRD DKI maupun di DPR RI telah sepakat menolak adanya penunjukkan Gubernur Jakarta oleh Presiden.

Dia heran wacana itu bergulir, padahal Gubernur di provinsi lainnya dipilih melalui Pilkada.

“Tidak setuju walaupun atas rekomendasi atau pertimbangan DPRD Jakarta, karena ini dari awal sudah tidak setuju. Jakarta ini kan sama kayak provinsi lain yah jadinya dia sekarang cuma bukan jadi ibu kota lagi,” tutur MTZ.

Sumber: Wartakota
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved