Berita Bekasi
Disperkimtan Kabupaten Bekasi Kolaborasi Bareng DPPKB dan Dinkes Bangun Jamban Turunkan Stunting
Selain stunting, Disperkimtan Kabupaten Bekasi juga ikut berperan mengentaskan kemiskinan ekstrem dengan program perbaikan rutilahu
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, CIKARANG --- Guna menurunkan angka stunting, Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Pertahanan (Disperkimtan) Kabupaten Bekasi berkolaborasi dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lainnya.
"Khusus untuk penurunan angka stunting, Disperkimtan berkolaborasi dengan teman-teman di Dinas Kesehatan dan di Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) sebagai leading sektornya," kata Kepala Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Bekasi, Nur Chaidir, Kamis (21/3/2024).
Salah satu program yang dikerjakan oleh Disperkimtan Kabupaten Bekasi untuk membantu mengentaskan stunting yakni program Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S) dikenal jamban atau WC di masing-masing rumah penduduk.
Maka, kata Nur Chaidir, dengan dibangunnya jamban di rumah atau tempat tinggal warga yang belum punya WC, sehingga warga yang bersangkutan jadi tidak lagi buang air besar sembarangan, tidak merusak lingkungan, sehingga masyarakat jadi sehat.
BERITA VIDEO : ALOKASI ANGGARAN RP 50,6 MILIAR ATASI KEMISKINAN EKSTREM DI KABUPATEN BEKASI
Sebab kata Nur Chaidir, jika masyarakat buang air besar sembarangan, maka lingkungan jadi kurang sehat dan membuat pertumbuhan anak kurang baik.
"Maka sekali lagi, fasilitas SPALDS atau jamban ini agar menciptakan lingkungan sehat. Karena sekarang kan banyak buang air besar sembarangan, ada di kebun, di sawah, atau di kali. Maka dengan adanya jamban ini lingkungan semakin baik bersih dan faktor kesehatannya lebih baik," papar Nur.
Untuk merealisasikan pembangunan jamban tersebut, kata Nur Chaidir, ada dua sumber dana yakni alokasi anggaran APBD Kabupaten Bekasi sebesar Rp 10 miliar intuk 724 penerima manfaat tersebar di 10 desa.
Kemudian anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pemerintah pusat Rp 7,7 miliar dengan 702 titik atau penerima manfaat dengan tersebar di sembilan desa.
Pembangunan Rutilahu
Selain stunting, Disperkimtan Kabupaten Bekasi juga ikut berperan mengentaskan kemiskinan ekstrem dengan program perbaikan rutilahu atau rumah tidak layak huni.
Kolaborasi juga dilakukan Disperkimtan dengan leader Dinas Sosial.
"Dalam program rutilahu ini, rumah tidak layak huni kami sulap jadi rumah layak huni. Kami intervensi dari rumahnya atau sarananya, dari tadi tidak layak mudah-mudahan menjadi layak," ucap Nur Chaidir.
Pada tahun 2024, alokasi anggaran untuk program Rutilahu didapat dari APBD Kabupaten Bekasi sebesar Rp 33,4 miliar dengan 670 penerima manfaat atau rutilahu yang diperbaiki jadi rumah layak huni.
Selain dari APBD Kabupaten Bekasi, program Rutilahu ini juga ada anggaran dari APBD Provinsi dan Pemerintah Pusat atau APBN kendati belum tahu berapa jumlahnya.
BERITA VIDEO : TALKSHOW SIRNA STUNTING: PERAN AYAH DALAM MEMBENTUK KELUARGA BERKUALITAS DI KABUPATEN BEKASI
Target nol persen
Pemerintah Kabupaten Bekasi berupaya menurunkan angka kemiskinan ekstrem dan stnting hingga sesuai target Pemerintah Pusat nol persen pada tahun 2024.
Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2021 angka prevalensi stunting di Kabupaten Bekasi mencapai 21,5 persen. Sementara pada tahun 2022 turun menjadi 17,8 persen.
Penanganan stunting terbilang sukses di tahun 2023 karena berhasil ditekan ke angka 13,8 persen.
Padahal pemerintah pusat menargetkan angka prevalensi stunting di 14 persen pada tahun 2024 tapi pada tahun 2023 di Kabupaten Bekasi telah tercapai.
Tentu dalam penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting ini banyak peran instansi. Misal kemiskinan ekstrem itu leading sektornya Dinas Sosial.
Stunting itu ada Dinas Kesehatan dan Dinas Pengendalian Pendudukan dan Keluarga Berencana (DPPKB).
Kendati demikian ada peran instansi lain yang tidak kalah penting sebetulnya, yakni Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Pertanahan.
"Kami terus berusaha dan berkolaborasi bersama. Maka itu tadi ada anggaran dari Pemkab Bekasi, provinsi, pemerintah pusat. Juga CSR perusahaan," ucap Nur Chaidir.
Dengan adanya program kolaborasi ini mudah-mudahan bisa teratasi soal stunting dan kemiskinan ekstrem.
"Saya berharap semua (stunting dan kemiskinan ekstrem) tuntas lah. Kami hanya menyokong atau mendorong kaitannya program-program Rutilahu dan SPALDS dalam upaya penanganan kesmiskinan ekstrem dan stunting. (*/maz)
Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News
stunting
stunting di bekasi
Disperkimtan Kabupaten Bekasi
Nur Chaidir
Jamban
dppkb kabupaten bekasi
Dinkes Kabupaten Bekasi
Aspal Plastik untuk Pengaspalan Jalan Pernah Dicoba di Deltamas dan Jababeka, Ini Keunggulannya |
![]() |
---|
Penantian 20 Tahun, Umat Katolik Cikarang Terharu Bupati Bekasi Resmikan Gereja Paroki Ibu Teresa |
![]() |
---|
KPU Kabupaten Bekasi Gelar FGD Soal Penerapan E-Voting di Pemilu dan Pilkada 2029 |
![]() |
---|
Wujudkan Destinasi Wisata Air dan Kuliner di Kalimalang, 13 Jembatan Bakal Didesain Ulang |
![]() |
---|
Pengurus Baru Dilantik, NasDem Kabupaten Bekasi Targetkan Raih 7 Kursi DPRD di Pemilu 2029 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.