Berita Jakarta

Miris, Siswa SMP di Tebet Jaksel Terjun Bebas dari Lantai 3, Beruntung Selamat Kini Dirawat di RS

Siswa SMP tersebut berusaha bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 3 sekolahnya.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Dedy
shutterstock via Kompas.com
Ilustrasi Garis polisi --- Entah karena masalah apa, seorang siswa SMP di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, nekat bunuh diri di sekolahnya, Senin (20/5/2024). Siswa SMP tersebut berusaha bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 3 sekolahnya. 

TRIBUNBEKASI.COM, JAKARTA --- Entah karena masalah apa, seorang siswa SMP di kawasan Tebet, Jakarta Selatan (Jaksel), nekat bunuh diri di sekolahnya, Senin (20/5/2024).

Siswa SMP tersebut berusaha bunuh diri dengan cara melompat dari lantai 3 sekolahnya.

Aksi siswa SMP bunuh diri ini diamini oleh seorang warga sekitar berinisial BI, saat dikonfirmasi Wartakotalive.com.

Beruntung, nyawa siswa yang belum diketahui identitasnya tersebut masih selamat.

BERITA VIDEO : KETUA RT SEBUT SISWA SMP YANG AKHIRI HIDUP MERUPAKAN ATLET LARI DKI JAKARTA

"Anak itu terjun dari lantai 3 karena kelas 9 ya. Itu terbentur karena ada kanopi genteng gitu, mungkin dua kali tuh terbentur, jadi tidak langsung los jatuh. Jadi terbentur genteng, lalu jatuh ke bawah," ujarnya.

Ia menuturkan, akibat nekat melompat dari lantai 3, siswa SMP itu mengalami patah tulang karena terbentur kanopi hingga mengenai tanah.

Korban kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat di kawasan Tebet, Jakarta Selatan guna mendapat perawatan medis.

Baca juga: Warga Sesalkan Aksi Siswa SMP Gantung Diri di Palmerah, Jakbar, Ternyata Korban Atlet Lari DKI

"Tadi dibawa ke Rumah Sakit Tebet kalau enggak salah," kata dia.

Hingga saat ini, belum diketahui identitas korban yang terjun bebas dari lantai tiga sekolahnya tersebut.

Pihak kepolisian telah mendatangi sekolahan korban guna menelusuri peristiwa itu.

Polsek Tebet hingga saat ini belum merespons atas kejadian tersebut.

Kesehatan mental nomor 2 beban kesehatan

Prevalensi gangguan mental terutama masalah kecemasan dan depresi terus meningkat sejak tahun 2018 lalu.
Hal inilah yang melatarbelakangi kolaborasi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia dengan The University of Manchester, Badan Riset Nasional Indonesia (BRIN), Universitas Brawijaya dan sejumlah organisasi yang berfokus pada kesehatan mental terus melakukan riset terkait kesehatan jiwa.
Riset yang didanai oleh NIHR Global Health Research for Sustainable Care for anxiety and depression in Indonesia (Award ID NIHR134638) dengan menggunakan dana pembangunan internasional dari Pemerintah Inggris untuk mendukung penelitian kesehatan global ini menghasilkan solusi intervensi psikologis sederhana. 
Dirjen Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maria Endang Sumiwi dalam seminarnya terkait peningkatan akses pelayanan kesehatan jiwa melalui pemberdayaan masyarakat di Jakarta mengatakan kesehatan jiwa menempati nomor dua menjadi beban kesehatan bukan penyebab kematian.
BERITA VIDEO : SUASANA HARU PEMAKAMAN SISWI SMP YANG MELOMPAT DARI LANTAI 4 SEKOLAH
"Kesehatan jiwa ini menyangkut hidup berkualitas," ujarnya, Kamis, (16/5/2024).
Kesehatan jiwa berkaitan dengan depresi dan gangguan kecemasan. 
Guna penanganan kesehatan jiwa, Maria meminta puskesmas bisa membantu masyarakat dalam pelayanan kesehatan jiwa.
Polemik terberat dari peningkatan angka kecemasan dan depresi di Indonesia adalah dari seluruh individu yang mengalami masalah tersebut, hanya sembilan persen mendapat pengobatan di pelayanan kesehatan.
Sementara itu, Herni Susanti selaku dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia  yang juga principal Investigator Sustainable Treatment for Anxiety and Depression in Indonesia (STAND-Indonesia) menyebut riset dilakukan untuk menemukan solusi yang lebih baik dari masalah kecemasan dan depresi di masyarakat.
Adapun riset dilakukan sejak 2022 hingga 2026 mendatang dengan cakupan wilayah di Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur dan Banten. 
Secara spesifik, riset meliputi enam daerah perkotaan dan enam daerah pedesaan yang berada di Kota Tangerang, Kabupaten Bogor, dan Kota Semarang, serta Kabupaten Magelang, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Jombang sesuai badan pusat statistik (BPS) Indonesia.
Ia mengatakan, masyarakat pada umumnya belum melek informasi tentang ketersediaan layanan kesehatan dari pemerintah. 
Tak sedikit pula masyarakat takut dengan adanya stigma gangguan jiwa di masyarakat. 
"Polemik terberat dari peningkatan angka kecemasan dan depresi di Indonesia adalah dari seluruh individu yang mengalami masalah tersebut. Data Riskesdas 2018 hanya 9 persen yang mendapatkan pengobatan di pelayanan kesehatan," katanya.
Kata Herni kondisi kecemasan atau depresi dapat dibantu. Jika tidak ditangani dengan baik, maka bisa berakitbatkan penurunan produktivitas hingga kejadian bunuh diri.
Hal senada diutarakan oleh peneliti ahli utama badan riset dan inovasi nasional (BRIN) Irmansyah.
Katanya, hingga 2021 lalu jumlah tenaga profesional yang dapat memberikan perawatan kesehatan jiwa masih sangat minim di Indonesia. 
Oleh karena itu, fokus dari riset tersebut mengembangkan sebuah model perawatan kesehatan jiwa sederhana bagi individu dengan cemas dan depresi.
Riset sendiri meliputi lima tahapan yang kompleks sehingga membuahkan model perawatan bagi orang dengan kecemasan dan depresi.
Hasil riset juga dapat digunakan sebagai basis data dari provinsi Jawa.
Pada tahun 2023 lalu, pihaknya melakukan survei rumah tangga pada 19.236 individu dari empat provinsi di pulau Jawa.
Hasilnya, data angka depresi mencapai 4.42 persen dan kecemasan 5.68 persen.
Prevalensi depresi atau kecemasan di Jawa Timur dengan sampel Kabupaten Malang dan Jombang menunjukkan angka 8.79 persen. 
Kemudian di Jawa Tengah dengan sampel Semarang dan Kabupaten Magelang mencapai angka 7.86 persen.
Temuan lainnya yaitu dari 1.480 orang yang terindikasi mengalami depresi dan kecemasan hanya 338 orang yang mencari perawatan kesehatan mental. 

(Sumber : Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Ramadhan LQ/m31/Rafsanzani Simanjorang/Raf)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaUeu7FDzgTG0yY9GS1q

 

 


 
 
 
 
 

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved