Berita Jakarta

Rebutan Lahan Sengketa, Massa Ormas dan Kawanan Sekuriti Bentrok di Kembangan, Dua Orang Luka Bacok

Terdengar pula suara pistol yang ditembakkan oleh beberapa orang ke arah air yang mengalir dan gundukkan tanah.

|
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dedy
Tangkapan layar akun instagram @jakartabarat24jam
Suasama saat bentrokan terjadi. 

Menurut dia, korban yang mengalami luka berasal dari pihak PT SKJM.

Usai kejadian yang menghebohkan warga sekitar ini, polisi lantas mengupayakan mediasi antara dua kubu yang berkonflik.

Mereka diminta untuk membuat surat pernyataan dan bersepakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun, di tanah yang bersengketa sampai ada keputusan hukum tetap dari pengadilan negeri maupun dari Badan Pertanahan Negara (BPN).

"Kemudian para pihak akan meninggalkan lokasi tersebut dan tidak akan mengulangi kejadian yang sama seperti tadi pagi lagi ke depannya," jelas Billy.

Oleh karenanya, ia memastikan jika kedua belah pihak kini sudah berdamai.

Sementara itu, hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait hal tersebut, termasuk, untuk mengamankan sejumlah orang yang diduga melakukan aksi anarkis saat bentrokkan terjadi.

"Sampai sekarang kami masih lakukan penyelidikan. Kami sudah membuat pengantar visum dan mengarahkan korban untuk membuat laporan polisi. Untuk selanjutnya kami akan melaksanakan penyelidikan," kata Billy. 

Ke depan, Billy memastikan jika pihaknya bakal terus melakukan monitoring dan pengamanan di lokasi tanah sengketa itu guna mengantisipasi kejadian tersebut agar tidak terulang kembali.

Sementara itu, salah satu warga bernama Wina mengatakan, ormas dan sekuriti itu sudah dua bulan saling melempar umpan di lahan sengketa itu.

Namun, bentrokan hebat baru terjadi hari ini.

"Kalau bentrok baru kali ini. Biasanya hanya sahut-sahutan aja. Ya teriak-teriakan," kata Wina kepada wartawan, Senin.

Dia bersaksi, saat aksi saling serang terjadi, para petani yang mayoritas ibu-ibu langsung kocar kacir melarikan diri.

Pasalnya, kedua kubu yang terlibat bentrok itu saling membawa senjata tajam (sajam).

"Ada samurai. Mereka bawa samurai. Kalau di RT 7 mereka pada bawa sajam. Jadi diperingatin sama pak RT enggak boleh lewat karena banyak anak-anak," jelas Wina.

Kendati demikian, Wina mengaku tak tahu menahu soal permasalahan yang tegah diributkan oleh kedua belah pihak tersebut.

(Sumber : Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah/m40)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaUeu7FDzgTG0yY9GS1q

 

 

Sumber: Wartakota
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved