Berita Jakarta

Rebutan Lahan Sengketa, Massa Ormas dan Kawanan Sekuriti Bentrok di Kembangan, Dua Orang Luka Bacok

Terdengar pula suara pistol yang ditembakkan oleh beberapa orang ke arah air yang mengalir dan gundukkan tanah.

|
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dedy
Tangkapan layar akun instagram @jakartabarat24jam
Suasama saat bentrokan terjadi. 

TRIBUNBEKASI.COM, KEMBANGAN — Bentrokkan hebat antara organisasi masyarakat (Ormas) dan sekuriti terjadi di sebuah lahan sengketa di Jalan KH Hasyim, Pondok Cabe, Puri Kembangan, Jakarta Barat, Senin (22/7/2024).

Dalam video yang beredar, nampak sejumlah orang diduga dari Ormas dan sekuriti berlarian dan saling menyerang satu dengan yang lainnya, di tengah-tengah lahan perkebunan.

Dalam bentrokan ormas dan sekuriti itu, terdengar pula suara pistol yang ditembakkan oleh beberapa orang ke arah air yang mengalir dan gundukkan tanah.

Sementara orang-orang yang terlibat dalam bentrokkan tersebut nampak menenteng berbagai senjata, mulai dari bambu, samurai, pedang, dan masih banyak lagi.

BERITA VIDEO : POLISI TETAPKAN EMPAT ORANG TERSANGKA BENTROK ORMAS DAN PENAGIH UTANG

Terkait bentrokkan tersebut, Kapolsek Kembangan Kompol Billy Gustiano Barman membenarkannya. 

Menurut dia, bentrokkan tersebut dipicu adanya permasalahan dua perusahaan (PT) berinisial BBH dan SKJN.

"Adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak, dari PT BBH kemudian dengan PT SKJN," kata Billy kepada wartawan di Mapolsek Kembangan, Jakarta Barat, Senin.

Baca juga: Bentrok Ormas di Pasar Minggu Jaksel Dipicu Kasus Pelecehan, Ada Wanita Dihina Ditawar Rp 250 Ribu

"Bahwa permasalahannya adalah masing-masing pihak itu mengklaim memiliki hak di objek tanah itu," imbuh dia.

Billy berujar, mulanya dua perusahaan tersebut masing-masing menyewa jasa ormas dan sekuriti untuk menjaga lahan itu.

Lantaran saling merasa memiliki atas tanah tersebut, antara kedua pihak itu lantas terlibat bentrok.

Bentrok semakin tak terkendali lantaran mereka membawa berbagai senjata tajam (sajam).

Bahkan akibat bentrokkan itu, dua orang warga menjadi korban insiden ini.

"Ada korban luka-luka, sekitar dua orang. Koban luka-luka di bagian tubuhnya, sekarang masih dirawat di Rumah Sakit Puri," kata Billy.

BERITA VIDEO : DETIK-DETIK DIDUGA PREMAN PRO SYL HAJAR WARTAWAN DI SIDANG KORUPSI

Menurut dia, korban yang mengalami luka berasal dari pihak PT SKJM.

Usai kejadian yang menghebohkan warga sekitar ini, polisi lantas mengupayakan mediasi antara dua kubu yang berkonflik.

Mereka diminta untuk membuat surat pernyataan dan bersepakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun, di tanah yang bersengketa sampai ada keputusan hukum tetap dari pengadilan negeri maupun dari Badan Pertanahan Negara (BPN).

"Kemudian para pihak akan meninggalkan lokasi tersebut dan tidak akan mengulangi kejadian yang sama seperti tadi pagi lagi ke depannya," jelas Billy.

Oleh karenanya, ia memastikan jika kedua belah pihak kini sudah berdamai.

Sementara itu, hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait hal tersebut, termasuk, untuk mengamankan sejumlah orang yang diduga melakukan aksi anarkis saat bentrokkan terjadi.

"Sampai sekarang kami masih lakukan penyelidikan. Kami sudah membuat pengantar visum dan mengarahkan korban untuk membuat laporan polisi. Untuk selanjutnya kami akan melaksanakan penyelidikan," kata Billy. 

Ke depan, Billy memastikan jika pihaknya bakal terus melakukan monitoring dan pengamanan di lokasi tanah sengketa itu guna mengantisipasi kejadian tersebut agar tidak terulang kembali.

Sementara itu, salah satu warga bernama Wina mengatakan, ormas dan sekuriti itu sudah dua bulan saling melempar umpan di lahan sengketa itu.

Namun, bentrokan hebat baru terjadi hari ini.

"Kalau bentrok baru kali ini. Biasanya hanya sahut-sahutan aja. Ya teriak-teriakan," kata Wina kepada wartawan, Senin.

Dia bersaksi, saat aksi saling serang terjadi, para petani yang mayoritas ibu-ibu langsung kocar kacir melarikan diri.

Pasalnya, kedua kubu yang terlibat bentrok itu saling membawa senjata tajam (sajam).

"Ada samurai. Mereka bawa samurai. Kalau di RT 7 mereka pada bawa sajam. Jadi diperingatin sama pak RT enggak boleh lewat karena banyak anak-anak," jelas Wina.

Kendati demikian, Wina mengaku tak tahu menahu soal permasalahan yang tegah diributkan oleh kedua belah pihak tersebut.

(Sumber : Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah/m40)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VaUeu7FDzgTG0yY9GS1q

 

 

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved