Virus Cacar Monyet

Terpapar Virus Cacar Monyet? Langkah Pertama Apa yang Harus Dilakukan? Ini Caranya

Dengan gejala yang menyerupai cacar air namun lebih besar, virus mpox atau cacar monyet kini dikhawatirkan banyak orang. 

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dedy
Kompas.com
Foto Ilustrasi: Monkeypox atau cacar monyet --- Virus monkeypox (mpox) atau cacar monyet yang memiliki tingkat penularan tinggi, mulai menyebar di Indonesia. Dengan gejala yang menyerupai cacar air namun lebih besar, virus mpox atau cacar monyet kini dikhawatirkan banyak orang.  

TRIBUNBEKASI.COM, KEMBANGAN — Virus monkeypox (mpox) atau cacar monyet yang memiliki tingkat penularan tinggi, mulai menyebar di Indonesia.

Dengan gejala yang menyerupai cacar air namun lebih besar, virus mpox atau cacar monyet kini dikhawatirkan banyak orang. 

Bahkan, ada serangkaian pemeriksaan kesehatan khusus oleh bandara kepada orang yang habis berpergian jauh. Tujuannya, agar orang tersebut tidak membawa penyakit apapun ke Indonesia, salah satunya virus mpox atau cacar monyet.

Akan tetapi, apabila terdapat warga yang sudah terpapar virus mpox, hal pertama yang harus dilakukan adalah isolasi mandiri.

BERITA VIDEO : KENALI GEJALA MPOX, SEGERA PERIKSA JIKA ADA LENTING AIR

Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari saat ditemui di Kantor Walikota Jakarta Barat, Rabu (4/9/2024).

"Utamanya pasien harus di isolasi pastinya untuk mencegah penularan pada orang lain sambil menunggu dia fase penyembuhannya," kata Erizon.

"Jadi selama dia masih menular, tentu saja harus isolasi, bisa di rumah sakit atau kalau memang dia sangat kooperatif bisa dilakukan isolasi mungkin di rumah kalau memang terpaksa," imbuh dia.

Namun, Erizon menekankan agar proses isolasi itu haruslah dalam prosedur yang benar dan mengabarkan RT maupun RW setempat.

"Perlu melibatkan unsur wilayah, warga, RT RW untuk memastikan bahwa ini tidak ke mana-mana untuk mencegah terjadi penularan," jelas Erizon.

Erizon melanjutkan, apabila seorang warga merasakan adanya gejala ruam-ruam di tubuh bak cacar air, warga tersebut diharapkan memeriksakan terlebih dahulu temuan itu ke rumah sakit.

Baca juga: Waspada! Begini Cara Virus Cacar Monyet Bekerja, bisa Sebabkan Penularan Dalam 1 Hingga 21 Hari

Nantinya, ia tidak akan serta merta diisolasi untuk mencegah penularan.

Melainkan akan melewati serangkaian proses medis sebelum dinyatakan positif atau negatif.

"Tentu saja diperiksa dulu, pasti ada gejala-gejala klinis, ada data yang diperoleh dari wawancara dan pasien yang apakah pernah kontak dengan orang monkeypox atau populasi monkeypox, tentu saja menjadi dasar penentuan apakah ini suspek monkeypox atau bukan," jelas Erizon.

Di akhir, Erizon menyebut bahwa virus mpox menyerang seluruh kelompok umur. Namun bagi anak-anak dan lansia, dianggap lebih berisiko.

BERITA VIDEO : WARGA JAKARTA WASPADAI MPOX, MASA INKUBASI SELAMA 21 HARI

"Kalau mokeypox bisa menyerang semua kelompok umur, cuma mungkin kalau anak-anak atau lansia kan daya tahan tubuhnya secara umum lebih lemah ya, jadi mungkin lebih berisiko saja," pungkas dia.

Untuk informasi, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan ada 59 kasus monkeypox (mpox) yang ditemukan di wilayah DKI Jakarta.

Puluhan kasus itu dilaporkan ada sejak Oktober 2023 hingga 19 Agustus 2024.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati dalam keterangan tertulisnya menyebut bahwa 11 kasus mpox itu tersebar di delapan kecamatan Jakarta.

Di antaranya, Ciracas, Grogol Petamburan, Jatinegara, Kebon Jeruk, Matraman, Pasar Minggu, Tanah Abang, dan Tanjung Priok.

Yang mana seluruh kasus terjadi pada korban dengan usia 21-50 tahun.

Ani juga merinci, 11 kasus itu terdiri dari enam kasus pada Januari 2024 dan tiga kasus pada Februari 2024. 

Sementara pada Mei dan Juni 2024, masing-masing tercatat ada satu, tapi keduanya terjadi di luar Jakarta. 

Tiga suspek Jakarta Barat negatif

Tiga orang warga Jakarta Barat yang sempat menjalani isolasi lantaran diduga terkena virus monkeypox (mpox), kini dinyatakan negatif. 

Hal itu sebagaimana yang diungkap oleh Kepala Suku Dinas Kesehatan (Kasudinkes) Jakarta Barat, Erizon Safari saat ditemui di Kantor Walikota Jakarta Barat, Selasa (3/9/2024).

"Berdasarkan hasil lab yang kami kirim ke lab pemeriksa, ketiganya negatif. Jadi ternyata bukan monkeypox, memang gejala klinisnya mungkin menyerupai," kata Erizon.

"Dengan mengedepankan kewaspadaan saat itu, makanya teman-teman dari RSUD, dari rumah sakit dan puskesmas melakukan tindakan isolasi," imbuhnya.

Erizon menyebut, para pasien yang sebelumnya berstatus suspek itu ada yang mendapatkan isolasi di rumah sakit dan ada yang isolasi mandiri di rumah.

Namun setelah serangkaian pemeriksaan serta wawancara bersama para pasien suspek, ketiganya dinyatakan negatif mpox.

"Gejalanya kan sama seperti cacar air sebenarnya, cuman kan secara umum mungkin kalau monkeypox itu korengnya lebih besar-besar, tapi kan ternyata pada pasien ini bukan," jelas Erizon.

Kendati demikian, Erizon tidak membeberkan apa diagnosa dokter terhadap ketiga pasien itu.

Namun, Erizon mengimbau agar masyarakat menerapkan prinsip perilaku hidup bersih dan sehat sebagai upaya preventif (pencegahan) agar seseorang dapat terhindar dari virus menular mpox.

"Atau misalnya kita lebih berhati-hati saat kita mendatangi negara yang lagi ramai atau kasus yang tinggi," kata Erizon.

"Tentu saja pemerintah juga melakukan preventif, untuk pendatang-pendatang dari luar negeri sebenarnya di bandara juga sudah dilakukan screening (pemeriksaan) kesehatan yang cukup ketat," imbuhnya.

Namun apabila sudah telanjur masuk dan tiba-tiba mengalami gejala atau penyakit yang menyerupai cacar air, Erizon menyarankan agar warga tersebut segera datang ke fasilitas-fasilitas kesehatan untuk diperiksa.

"Bila perlu akan melakukan pemeriksaan lab untuk memastikan apakah ini monkeypox atau bukan," pungkas dia. 

(Sumber : Wartakotalive.com, Nuri Yatul Hikmah/m40)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp. 

 

 

Sumber: Wartakota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved