Modus Pelecehan Guru BK SMAN 3 Kota Pekalongan, Siswi Ditanya Warna dan Ukuran Pakaian Dalam

dugaan pelecehan seksual yang dilakukan guru terhadap sejumlah siswi terjadi di SMAN 3 Kota Pekalongan, Jawa Tengah.

Editor: Ign Prayoga
Tribun Jateng/ Indra Dwi Purnomo
Pelajar SMAN 3 Kota Pekalongan menggelar aksi demo di lapangan sekolah terkait dugaan pelecehan seksual verbal yang dilakukan oleh guru BK kepada puluhan anak SMAN 3 Kota Pekalongan. 

TRIBUNBEKASI.COM, PEKALONGAN -- Aksi pelecehan seksual yang dilakukan guru terhadap siswi terjadi di SMAN 3 Kota Pekalongan, Jawa Tengah.

Tindakan tak bermoral ini dilakukan oknum guru bimbingan dan konseling (BK). 

Aksi ini memantik protes keras dari para siswa. Mereka berunjuk rasa menuntut penjatuhan sanksi tegas terhadap oknum guru pelaku pelecehan.  

NS, salah satu korban menceritakan, dirinya sudah tiga kali menjadi korban pelecehan yang dilakukan guru BK tersebut.

Modusnya, oknum guru tersebut memanggil NS ke ruang BK dengan alasan wawancara terkait kesehatan sekolah dan pencegahan kenakalan remaja.

Namun, pertanyaan yang diajukan menyimpang dari tujuan tersebut.

"Pertanyaannya sangat pribadi, seperti menanyakan apakah siswi tersebut sudah pernah ciuman, tanya warna celana dalam, dan bra ukuran berapa?" ungkap NS.

Sejumlah siswi pernah dipanggil ke ruang BK dan harus masuk ke ruangan seorang diri. 

"Bahkan, ada teman saya yang disuruh buka baju. Katanya, jika tidak buka baju, guru tersebut tidak tahu ada bekas apa saja di dalamnya," kata NS kepada Tribun Jateng, Selasa (1/10).

Tidak hanya itu, beberapa siswi juga mengaku pernah diancam oleh guru tersebut untuk tidak melaporkan kejadian tersebut, dengan ancaman informasi pribadi mereka akan disebarluaskan ke guru-guru yang lain.

"Kejadiannya itu saat saya duduk kelasa 11 dan sekarang sudah kelas 12. Saya sudah tiga kali dipanggil, namun (pada panggilan) yang kedua, tidak saya menemuinya," ucap NS.

“Ada 30 siswi yang sudah dipanggil. Semuanya cewek,” imbuhnya.

Hal yang sama dikatakan oleh NR, yang mengaku sudah lima kali dipanggil oleh guru tersebut.

Modus pelaku sama, yaitu terkait kesehatan sekolah, pencegahan kenakalan remaja, dan seks bebas.

"Kalau manggil anak-anak ke ruangan itu, dalam keadaan kantor BK sepi.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved