Berita Jakarta

Kemacetan di Jakarta Makin Parah, Kapolda Metro Jaya Kerahkan 80 Polisi Motor Trail, Ini Tugasnya

volume kendaraan di Jakarta mulai meningkat sejak musim hujan, yang berdampak pada tingginya angka kemacetan di Jakarta

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Dedy
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
KEMACETAN DI JAKARTA ---- Kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Tentara Pelajar di sekitar Stasiun Palmerah, Jakarta, Selasa (21/2/2023). Kemacetan jamak terjadi di jam-jam orang berangkat kerja dan pulang kerja. Sebanyak 80 personel polisi dengan sepeda motor trail dikerahkan untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. 

Jenderal bintang dua itu bahkan 'curhat' bahwa dirinya terjebak macet di Jakarta sehingga cukup menguras emosi.

"Kita di Jakarta yang hari-hari tidak lepas dari kemacetan tentunya akan menguras emosi, bahkan saya sendiri ketika saya berkendara banyak masyarakat yang tidak sabar dengan membunyikan klakson. Ini indikasi bahwa masyarakat jenuh," ujarnya saat Apel Gelar Pasukan Operasi Keselamatan Jaya 2025 di Lapangan Presisi Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (10/2/2025).

Menurut Karyoto, pola kemacetan di Jakarta telah mengalami pergeseran. Jika sebelumnya macet lebih dominan terjadi pada hari kerja, kini kepadatan juga terjadi pada hari libur.

Atas hal tersebut, ia memerintahkan anak buahnya untuk membentuk tim pemecah kemacetan Jakarta. 

"Kemarin, minggu yang lalu sudah saya perintahkan untuk membuat tim pemecah kemacetan dan jangan disangka ketika hari libur, sabtu dan minggu adalah hari senggang. Tidak seperti itu. Mungkin 10 atau 20 tahun yang lalu itu terjadi," kata dia.

Salah satu penyebab utama kemacetan di akhir pekan adalah banyaknya acara atau event besar yang digelar di pusat Jakarta, terutama di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, dan sekitarnya.

"Pada saat ini, hari Sabtu dan Minggu, lebih banyak event-event yang terjadi di seputaran Senayan. Dan ini tentunya harus lebih kita memberikan pelayanan agar event dapat berjalan dengan baik dan tentunya tidak terjadi kemacetan yang berdampak pada keluhan masyarakat lebih meluas," ucap Karyoto.

"Bisa dibayangkan ketika GBK dihadiri oleh 100 ribu dengan event-event besar. Dibuka pukul 19.00, 15.00 sudah mulai macet. Selesai 21.00 atau 22.00 dan cair baru 01.00 atau 02.00. Hal ini menandakan bahwa jalan di seputar pusat keramaian Jakarta hanya itu-itu saja," lanjut dia.

Karyoto menginstruksikan jajarannya untuk lebih sadar dan melakukan evaluasi terkait tugas serta fungsi mereka dalam menangani kemacetan.

"Mari kita sama-sama dan tentunya evaluasi khusus bagi anggota atau fungsi yang berkaitan langsung dengan lalu lintas agar lebih memperhatikan," katanya.

"Tentunya dengan cara rekayasa, pelayanan yang humanis, memberikan kesejukan kepada seluruh masyarakat pengguna jalan dengan sabar dan cepat akan lebih memperlancar situasi arus lalu lintas," sambung dia.

(Sumber : Wartakotalive.com, Ramadhan LQ/m31)

Baca berita TribunBekasi.com lainnya di Google News

Ikuti saluran TRIBUN BEKASI di WhatsApp 

 

Sumber: Wartakota
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved