Berita Jakarta
Angka Pengangguran di Jakarta Capai 338 Ribu, Kemnaker: Tidak Bisa Salahkan Gen Z
Menurutnya, data pengangguran di Jakarta tersebut adalah yang tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS).
Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Dedy
TRIBUNBEKASI.COM, TAMBORA — Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi Provinsi DKI Jakarta Hari Nugroho mengungkap bahwa angka pengangguran di Jakarta tercatat berjumlah 338.000 orang.
Menurutnya, data pengangguran di Jakarta tersebut adalah yang tercatat di Badan Pusat Statistik (BPS).
"Namun ini yang perlu kami akan detailkan kembali dengan portalnya Kementerian Ketenagakerjaan RI, di mana di sana ada portal siap kerja," kata Hari saat ditemui di Mal Season City, Tambora, Jakarta Barat, Selasa (18/3/2025).
"Nanti akan kami sinkronikan apakah betul sebanyak itu. Nantinya kami akan mengetahui," imbuhnya.
Baca juga: Job Fair di Mal Season City Jakbar Hingga Rabu 19 Maret 2025, 40 Perusahaan Buka Lowongan Kerja
Sementara dalam jobfair kali ini, Hari mengungkap jika pihaknya melibatkan 40 perusahaan yang menawarkan sekira 1.945 lowongan kerja.
"Mudah-mudahan dari angka itu, 50 persen bisa terserap yang hadir di sini," jelas Hari.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Ekonomi Ketenagakerjaan, Aris Wahyudi menyebut jika salah satu alasan banyaknya pengangguran di Indonesia adalah karena pekerja industri yang tergantikan oleh mesin.
"Jadi investasi itu masih banyak yang padat modal high-tech gitu, sehingga tidak ramah dengan perluasan kesempatan kerja," kata Aris di lokasi, Selasa.
Menurutnya, 10 tahun yang lalu, investasi Rp 1 triliun di Indonesia bisa menciptakan 4.500 lapangan kerja.
Akan tetapi pada tahun 2024 lalu, lapangan kerja yang tercipta hanya 1.200 saja.
"Tantangan kami adalah agility (kemampuan bergera dari warga juga. Di samping keperbihakan dari para pengusaha kan untuk menurunkan derajat teknologinya sehingga lebih ramah dengan penyerapan tenaga kerja," jelas Aris.
Karena itu, Aris memandang jika anak-anak muda yang merupakan pencari kerja, perlu terus belajar, sembari meningkatkan skil atau kemampuannya
"Entah itu up-skilling, entah itu re-skilling, entah itu apapun namanya. Untuk bukan hanya sekedar teknikal, tapi juga sekaligus soft skill-nya. Untuk gigih, untuk one-tech, untuk tahan banting dan lain sebagainya," katanya.
Terlebih saat ini pencari kerja di Indonesia kebanyakan merupakan generasi Z (Gen Z) yang memiliki karakter kerja berbeda dengan pekerja sebelumnya.
"Kami menyadari itu karena memang Gen Z kan berbeda karakternya. Kami lah yang harus menyesuaikan dengan mereka," kata Aris.
"Jadi tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Gen Z," pungkas dia.
(Sumber : Warta Kota/Nuri Yatul Hikmah/m40)
Lestarikan Alam Pulau Tidung, Mahasiswa IPB Tanam Pohon Mangrove hingga Transplantasi Karang |
![]() |
---|
Keresahan Danu, Pengendara Motor, Soal Bunyi 'Tot Tot Wuk Wuk' Polisi saat Kawal Pejabat |
![]() |
---|
Dana RT RW Naik, Ketua RW 14 Palmerah Jakbar Bersyukur: Ingin Renovasi Posyandu Sudah Mau Ambruk |
![]() |
---|
Soal Parkir Liar Depan Labschool Rawamangun, Pramono: Mobil Mewah Jangan Merasa Memiliki Tempat Itu |
![]() |
---|
Ajak Viralkan Mobil Pelat Merah Terobos Jalus Busway, Pramono: Bukan Zamannya Lagi Langgar Aturan! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.